Perayaan Natal di Manado tidak hanya sarat dengan makna religius, tetapi juga lekat dengan tradisi kuliner yang diwariskan lintas generasi. Kue-kue ini biasanya disajikan untuk dinikmati bersama.
Momen kumpul keluarga besar biasanya diiringi sajian aneka kue khas di meja tamu maupun meja makan. Ragam kue tradisional ini mencerminkan percampuran budaya lokal dan pengaruh luar, mulai dari warisan masa kolonial hingga resep tradisional yang bertahan hingga kini.
Tekstur, rasa, dan aroma yang dihadirkan kerap membangkitkan nostalgia, mengingatkan pada suasana Natal masa kecil. Beberapa kue dibuat secara turun-temurun di rumah, sementara lainnya menjadi sajian wajib yang selalu dinantikan setiap tahun. Tradisi ini menjadikan perayaan Natal di Manado terasa hangat dan penuh kenangan manis.
Berikut 5 kue yang selalu hadir di perayaan Natal di Manado:
1. Kue Lampu-lampu
Kue lampu-lampu merupakan kue tradisional Manado yang selalu hadir saat Natal. Teksturnya lembut karena dibuat dari tepung beras dengan rasa manis dan gurih dari santan kelapa.
Kue ini diolah menggunakan air daun suji yang memberi warna hijau alami, lalu dituangkan ke dalam cetakan dari daun pandan hutan yang harum. Gula merah diletakkan di bagian bawah adonan dan akan meleleh setelah proses pengukusan.
Aroma pandan yang khas berpadu dengan manisnya gula merah membuat kue lampu-lampu menjadi pencuci mulut favorit setelah santap Natal bersama keluarga.
2. Klapertart
Populer jadi kue dan dessert dari Indonesia, klapertart merupakan kue manis khas Manado yang tidak pernah absen dalam perayaan Natal. Kue ini merupakan warisan kuliner dari masa kolonial Belanda yang kemudian berkembang dan diadaptasi oleh masyarakat setempat.
Klapertart terbuat dari campuran kelapa muda, tepung terigu, susu, mentega, dan telur, lalu diperkaya dengan kismis serta kacang kenari. Teksturnya lembut dengan rasa manis dan gurih yang seimbang.
Di Manado, klapertart biasanya disajikan sebagai makanan penutup setelah makan besar Natal. Selain rasanya yang khas, kue ini juga memiliki nilai sejarah yang membuatnya semakin istimewa bagi masyarakat.
3. Kukis Tosca
Kukis Tosca menjadi salah satu kue kering yang hampir selalu ada di meja tamu saat Natal di Manado. Kue ini dikenal sebagai kukis lokal Sulawesi Utara yang sudah lama populer di kalangan masyarakat.
Ciri khas Kukis Tosca terletak pada taburan kacang kenari di bagian atasnya, yang memberikan perpaduan rasa manis dan gurih. Bentuknya menyerupai kelopak bunga yang mengembang, sehingga tampak menarik saat disajikan.
Selain kenari, beberapa varian kukis tradisional ini juga menggunakan tambahan cokelat atau keju. Karena termasuk kue jadul, Kukis Tosca kerap membangkitkan nostalgia dan kenangan masa kecil ketika keluarga besar berkumpul merayakan Natal.
4. Kastengel
Selain jadi kue kering keju yang wajib hadir ketika perayaan Lebaran, kastengel juga selalu hadir dalam acara perayaan Natal di Manado. Nama kastengel berasal dari bahasa Belanda, kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batang.
Kue ini dibuat dari adonan tepung terigu, telur, margarin, dan parutan keju, lalu dibentuk persegi panjang kecil. Keju tua seperti gouda atau edam sering dipilih agar rasa gurihnya lebih kuat.
Banyak keluarga di Manado memilih membuat kastengel sendiri beberapa hari sebelum Natal agar teksturnya tetap renyah dan aromanya segar. Proses membuatnya pun menjadi bagian dari tradisi menyambut hari raya.
5. Nastar dan Fantasi
Nastar merupakan kue klasik yang selalu hadir dalam perayaan Natal di Manado. Kue berbentuk bundar ini terbuat dari adonan mentega, telur, gula, dan terigu, dengan isian selai nanas yang manis dan sedikit asam.
Sama seperti kaastengel, nastar berasal dari Belanda dengan nama ananas taartjes, yang berarti kue nanas. Namun diadaptasi menjadi kue lokal yang populer sampai sekarang.
Di Manado, variasi nastar cukup beragam, termasuk penggunaan selai stroberi sesuai selera. Selain nastar bulat, dikenal pula kukis fantasi atau nastar daun yang bentuknya menyerupai daun. Kehadiran nastar melengkapi suasana Natal dan menjadi favorit lintas generasi.





4. Kastengel
Selain jadi kue kering keju yang wajib hadir ketika perayaan Lebaran, kastengel juga selalu hadir dalam acara perayaan Natal di Manado. Nama kastengel berasal dari bahasa Belanda, kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batang.
Kue ini dibuat dari adonan tepung terigu, telur, margarin, dan parutan keju, lalu dibentuk persegi panjang kecil. Keju tua seperti gouda atau edam sering dipilih agar rasa gurihnya lebih kuat.
Banyak keluarga di Manado memilih membuat kastengel sendiri beberapa hari sebelum Natal agar teksturnya tetap renyah dan aromanya segar. Proses membuatnya pun menjadi bagian dari tradisi menyambut hari raya.
5. Nastar dan Fantasi
Nastar merupakan kue klasik yang selalu hadir dalam perayaan Natal di Manado. Kue berbentuk bundar ini terbuat dari adonan mentega, telur, gula, dan terigu, dengan isian selai nanas yang manis dan sedikit asam.
Sama seperti kaastengel, nastar berasal dari Belanda dengan nama ananas taartjes, yang berarti kue nanas. Namun diadaptasi menjadi kue lokal yang populer sampai sekarang.
Di Manado, variasi nastar cukup beragam, termasuk penggunaan selai stroberi sesuai selera. Selain nastar bulat, dikenal pula kukis fantasi atau nastar daun yang bentuknya menyerupai daun. Kehadiran nastar melengkapi suasana Natal dan menjadi favorit lintas generasi.






