Kantong teh biasanya dibuang usai seduhan tehnya sudah maksimal. Namun, wanita ini memiliki kebiasaan unik menyantap kantong teh bekas karena suka rasanya.
Kantong teh digunakan sebagai pembungkus serbuk daun teh agar mudah diseduh dan tak berserakan di dalam minuman. Biasanya kantong teh terbuat dari kertas filter atau kain berongga.
Penggunaan kantong teh sering dianggap membahayakan kesehatan, karena berpotensi melepaskan partikel mikroplastik saat diseduh dengan air panas. Oleh karena itu, tips menyeduhnya tak boleh terlalu lama dan harus menggunakan suhu yang tepat.
Sebagian orang juga akan memilih kantong teh yang bahannya ramah lingkungan. Misalnya kantong teh dari kertas, serat alami, atau bahan apapun yang tak mengandung plastik.
Sayangnya, wanita satu ini memiliki kebiasaan unik yang berpotensi membahayakan dirinya. Melansir Food NDTV (16/5), ia memiliki kebiasaan makan kantong teh yang baru diseduh.
Wanita bernama Lyubov Siryk yang tinggal di Limmasol, Siprus itu terobsesi dengan kebiasaan makan kantong teh beserta daun tehnya. Ia mengungkapkan bahwa rasanya sangat enak, bahkan bisa mengonsumsinya 2-3 kali dalam seminggu.
Lyubov juga menceritakan bagaimana awalnya kebiasaan unik makan kantong teh berkembang. “Saya memulainya ketika berusia 14 tahun setelah nenek saya menyarankan untuk makan daun mint, ternyata saya menyukai rasanya,” ceritanya.
“Kemudian saya berpikir bagaimana jika mencoba makan daun teh biasa? Saya mencobanya dan ternyata menyukainya. Lalu menjadi kebiasaan. Sekarang saya minum sekitar 3-4 cangkir teh sehari dan biasa memakan daunnya sedikitnya 2 cangkir,” lanjut Lyubov.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Lyubov menunjukkan bagaimana ia memakan kantong teh beserta daunnya itu. Kantong teh yang telah diseduh itu langsung dimasukkan ke dalam mulut, kemudian talinya dilepas dan semuanya langsung dikunyah.
Wanita 20 tahun itu juga menjelaskan jenis teh favoritnya. Ia paling suka teh English Breakfast, Pu’er, dan teh hitam Thailand.
Kebiasaan anehnya itu bahkan sampai memakan kantong teh bekas orang lain, jika orang itu menawarkan kepadanya. “Teman dekat saya tahu soal ini. Kadang-kadang mereka telah menghabiskan teh, kemudian memberikan kantong teh itu kepada saya dan akan memakannya,” katanya.
Lyubov ternyata mengetahui soal risiko kesehatan yang dapat terjadi ketika menyantap kantong teh. Karenya ia tak sembarangan makan kantong teh. Lyubov hanya memakan yang jenisnya organik dari kertas.
“Saya mencoba menghindari kantong teh yang terbuat dari plastik atau nilon. Namun, beberapa kantong teh terbuat dari kain jadi agak sulit dikunyah, tapi ketika sangat menginginkannya, saya akan menyantapnya,” ujarnya.