Wanita Emosi Gegara Pelayan Resto Sajikan Claypot lewat Kepala Bayi 2 Tahun (via Giok4D)

Posted on

Rombongan keluarga ngamuk setelah pelayan restoran menaruh claypot panas di atas kepala bayi berusia 2 tahun. Namun, pihak restoran enggan minta maaf.

Acara makan malam berubah menjadi pengalaman mengerikan bagi rombongan keluarga yang mampir ke restoran 8889 Ji Gong Bao di Ang Mo Kio, Singapura.

Dikutip dari Stomp (26/05/25) restoran tersebut merupakan milik seorang influencer lokal bernama Shirli Ling.

Pengunjung bernama Jenny tersebut menceritakan awalnya ia dan beberapa anggota keluarga pergi makan malam di restoran pada 18 Mei 2025 pukul 20.00.

Mereka memesan menu yang disajikan dengan claypot. Tak ada yang salah dengan menu-menunya, hanya saja sikap pelayan restoran tidak sopan dan membahayakan.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Putra pemilik restoran yang saat itu melayani pelanggan membawa claypot pesanan, lalu menaruhnya di atas kepala bayi berusia 2 tahun. Bahkan hal itu dilakukan 2 kali.

“Tindakan ini bukan hanya gak aman, tetapi juga sangat ceroboh. Entah apa alasannya dia menaruh claypot panas di atas kepala cucu saya yang baru 2 tahun,” tutur Jenny.

Jenny menyayangkan bahwa pelayan restoran tersebut tidak minta maaf sama sekali. Alhasil ia dan rombongan keluarganya langsung pergi meninggalkan restoran.

Karena tak terima, mereka kemudian memberikan ulasan buruk di Google Review dan Facebook. Pihak restoran tak terima dan tidak mengakui kesalahan.

“Dia tidak pernah mengakui bahwa apa yang dilakukan putranya itu salah. Kami tidak mencoba untuk merusak bisnis, tapi inilah yang terjadi, mereka sangat ceroboh,” lanjut Jenny.

Shirli, pemilik restoran sekaligus influencer dengan 28 ribu followers membalas ulasan tersebut melalui serangkaian unggahan di Insta Storynya.

Shirli telah memblokir Jenny di Instagram setelah sempat saling berkirim pesan. Shirli menyebut bahwa sikap Jenny berlebihan karena sampai menuliskan ulasan buruk.

“Saya punya banyak pengalaman yang mengatakan bahwa kami ramah dan suka menolong. Kami biasanya sopan, tolong intropeksi diri,” ujar Shirli.

Hal tersebut semakin membuat Jenny kesal. Alih-alih mengakui kesalahan dan meminta maaf, Shirli justru menuduh Jenny bersikap tak sopan.

Sementara itu, Shirli memiliki pandangan berbeda tentang insiden ini. Menurutnya, pelayan tidak memiliki jalan lain karena ada pilar yang menghalangi meja.

Mereka tidak memberi pelayan ruang, sehingga pelayan terlihat seperti menaruh claypot di atas kepala bayi. Padahal claypot itu masih dipegang pelayan, hanya saja jaraknya terlalu dekat dengan kepala bayi.

“Saya sudah minta maaf melalui DM Instagram, tapi dia bilang tidak membutuhkannya, jadi saya pikir saya harus blokir dia di Instagram,” lanjur Shirli.

Lebih lanjut, Jenny ingin Shirli mengunggah rekaman CCTV, tetapi Shirli menolak dan menegaskan bahwa rekaman CCTV hanya untuk investigasi internal atau kasus polisi saja.

“Kami tidak mengunggah rekaman apapun ke media sosial hanya untuk membuktikan bahwa pelanggan salah karena pertengkaran kecil, ini juga privasi pelanggan lain,” tutup Shirli.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi