Makan di warung tenda Tebet ini serasa kulineran di pasar Vietnam atau Thailand. Menunya ada makanan khas dua negara tersebut, mulai dari bun cha hingga pad kra pao.
Berada di titik strategis, kawasan Tebet, Jakarta Selatan dikenal sebagai pusat kuliner sejak lama. Hingga kini, jumlahnya pun semakin banyak dan pilihan jenis makanannya beragam.
Salah satu yang terbaru adalah warung tendaan dengan menu makanan khas Vietnam dan Thailand. Warung bernama Tranxquill tersebut jadi pilihan tempat makan malam yang menarik.
Meskipun hanya berupa warung tenda, tetapi warung ini selalu ramai pengunjung. Justru, suasana bersantap yang sederhana tersebut mirip seperti di Vietnam langsung.
Kepada infoFood (1/9) salah karyawan Tranxquill mengatakan warung tenda ini memang terinspirasi dari warung-warung makan yang ada di pasar tradisional Vietnam.
Salah satu yang ikonik adalah penggunaan kursi-kursi rendah berbahan plastik. Suasana bersantap seperti ini sering terlihat di beberapa spot turis di Vietnam.
Selain itu, penyajian bahan-bahan segar di atas meja juga mirip seperti di Vietnam. Mulai dari selada air, daun ketumbar, basil, cabai, dan jeruk dijajakan di atas meja secara terbuka.
Tranxquill yang baru buka sejak Juli 2025 menawarkan makanan khas Vietnam dan Thailand. Hal tersebut memang sengaja digabung, karena lidah orang Indonesia lebih cocok dengan makanan Thailand.
“Kalau lidah kita kan memang lebih kenalnya sama bumbu masakan Thailand ya. Gurih, asam, manis, makanya kita gabungkan. Makanan Vietnam di sini juga disesuai bumbu dan bahannya,” ujar karyawan Tranxquill.
Sayangnya, infoFood kehabisan menu makanan khas Vietnam. Alhasil, kami hanya memesan menu makanan khas Thailand. Mulai dari pad kra pao, tomyum, dan padthai.
Menu Tomyam di sini jadi salah satu yang sayang dilewatkan. Untuk varian tomyam udang harganya dibanderol Rp 48.000.
Seporsinya disajikan satu udang, dua fishball, fishcake, mie, dan telur setengah matang. Warna kuah tomyamnya cantik, oranye menyala. Teksturnya kental dan creamy karena dicampur susu evaporasi.
Ketika dicampur dengan kuning telur yang masih lumer, juga menambah kekentalan kuahnya jadi semakin creamy. Saking tebalnya, tekstur kuah tomyamnya seperti kuah kari.
Tambahan jeruk nipisnya memberikan sensasi asam yang menyegarkan. Ada sentuhan rasa gurih dan sedikit pedas. Begitu juga dengan daun ketumbar yang memberi rasa khas herba dan harum.
Untuk mienya sendiri menggunakan mie instan Thailand yang ukurannya kecil. Mienya dimasak dengan tingkat kematangan yang hampir lodoh.
Padthai di warung tendaan ini juga tak kalah menarik. Seporsinya Rp 60.000 dengan porsi yang royal. Padthai disajikan di wadah tampah bambu beralaskan daun pisang.
Kami memesan varian beef dan disajikan beef slice yang dimasak menggunakan wajan wok. Kemudian, disajikan dengan kondimen, tauge, telur orak-arik, dan bubuk cabai.
Proses masak di wajan wok menghasilkan aroma dan rasa smoky yang khas pada padthai. Teksturnya kompleks, ada renyah dari taugenya dan kenyal lembut dari padthainya. Rasanya gurih dan pedas.
Namun jadi seimbang dengan tambahan daging sapinya yang dominan manis. Biar makin nikmat, bisa tambahkan kucuran air jeruk nipis.
Kami juga menambah ekstra beef seharga Rp 30.000. Beef slice yang dipanggang tersebut mengingatkan dengan rasa beef slice yang ada di restoran barbeque All You Can Eat (AYCE).
Jika ingin menu nasi, bisa pesan pad kra pao seharga Rp 38.000. Seporsinya dilengkapi dengan kondimen telur mata sapi, selada air, dan salad wortel.
Menu ini juga disajikan di wadah tampah bambu beralaskan daun pisang. Porsinya cukup mengenyangkan. Tampilan telur mata sapinya cantik.
Itu karena telurnya digoreng bagian putihnya dulu, baru setelah itu ditaruh kuning telurnya ditaruh di bagian tengah putih telurnya. Penggunaan telur omega membuat warnanya oranye menyala.
Daging cincangnya smoky, rasanya cukup gurih, dan beraroma dengan campuran daun basil yang digoreng bersama. Jangan lupa tambahan air kucuran jeruk nipis untuk meningkatkan rasa
Untuk minumannya bisa pesan Es Songkit seharga Rp 25.000 yang manis, asam, dan menyegarkan atau Thai Tea yang milky dan creamy seharga Rp 25.000.
Terinspirasi dari kuliner di pasar Vietnam
Menu makanan khas Vietnam dan Thailand
Creamy dan Asam! Kelezatan Tomyang Udang
Padthai yang royal dan kenyal
Pad Kra Pao dengan telur mata sapi
Menu Tomyam di sini jadi salah satu yang sayang dilewatkan. Untuk varian tomyam udang harganya dibanderol Rp 48.000.
Seporsinya disajikan satu udang, dua fishball, fishcake, mie, dan telur setengah matang. Warna kuah tomyamnya cantik, oranye menyala. Teksturnya kental dan creamy karena dicampur susu evaporasi.
Ketika dicampur dengan kuning telur yang masih lumer, juga menambah kekentalan kuahnya jadi semakin creamy. Saking tebalnya, tekstur kuah tomyamnya seperti kuah kari.
Tambahan jeruk nipisnya memberikan sensasi asam yang menyegarkan. Ada sentuhan rasa gurih dan sedikit pedas. Begitu juga dengan daun ketumbar yang memberi rasa khas herba dan harum.
Untuk mienya sendiri menggunakan mie instan Thailand yang ukurannya kecil. Mienya dimasak dengan tingkat kematangan yang hampir lodoh.
Padthai di warung tendaan ini juga tak kalah menarik. Seporsinya Rp 60.000 dengan porsi yang royal. Padthai disajikan di wadah tampah bambu beralaskan daun pisang.
Kami memesan varian beef dan disajikan beef slice yang dimasak menggunakan wajan wok. Kemudian, disajikan dengan kondimen, tauge, telur orak-arik, dan bubuk cabai.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Proses masak di wajan wok menghasilkan aroma dan rasa smoky yang khas pada padthai. Teksturnya kompleks, ada renyah dari taugenya dan kenyal lembut dari padthainya. Rasanya gurih dan pedas.
Namun jadi seimbang dengan tambahan daging sapinya yang dominan manis. Biar makin nikmat, bisa tambahkan kucuran air jeruk nipis.
Kami juga menambah ekstra beef seharga Rp 30.000. Beef slice yang dipanggang tersebut mengingatkan dengan rasa beef slice yang ada di restoran barbeque All You Can Eat (AYCE).
Jika ingin menu nasi, bisa pesan pad kra pao seharga Rp 38.000. Seporsinya dilengkapi dengan kondimen telur mata sapi, selada air, dan salad wortel.
Menu ini juga disajikan di wadah tampah bambu beralaskan daun pisang. Porsinya cukup mengenyangkan. Tampilan telur mata sapinya cantik.
Itu karena telurnya digoreng bagian putihnya dulu, baru setelah itu ditaruh kuning telurnya ditaruh di bagian tengah putih telurnya. Penggunaan telur omega membuat warnanya oranye menyala.
Daging cincangnya smoky, rasanya cukup gurih, dan beraroma dengan campuran daun basil yang digoreng bersama. Jangan lupa tambahan air kucuran jeruk nipis untuk meningkatkan rasa
Untuk minumannya bisa pesan Es Songkit seharga Rp 25.000 yang manis, asam, dan menyegarkan atau Thai Tea yang milky dan creamy seharga Rp 25.000.