TikToker Dikritik Usai Hujat Restoran yang Makanannya Selalu Habis

Posted on

Kesal karena makanan yang ingin dibelinya selalu habis, TikToker ini komplain dan hujat resto di TikToknya. Ternyata ia berujungmendapat kritikan dari netizen.

TikToker John-Ray Boukarim yang hobi mengulas dan mengkritik makanan menjadi sorotan setelah komplain di akun TikToknya. Iakehabisan stok roti untuk menu sandwich yang diinginkannya saat mengunjungi sebuah kafe baru di Marrickville, Sydney, Australia.

Dalam video yang dibagikan kepada 14.000 pengikutnya, Boukarim menyatakan kekesalannya karena untuk kedua kalinya ia gagal mencicipi sandwich dari kafe tersebut akibat roti habis sebelum jam operasional berakhir.

Tanpa menyebutkan nama kafe dalam video, ia menuding pemilik tempat makan tersebut tidak mengetahui cara menjalankan bisnis. Bahkan menyarankan agar mereka menutup usaha restorannya apabila tidak mampu mengelolanya dengan baik.

“Kau kira bisnismu sudah terkendali dengan mengetahui berapa banyak stok makanan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pembeli, tapi nyatanya resto ini tetap kehabisan makanan satu atau dua jam sebelum tutup,” ujarnya.

“Sialan, jangan buang-buang waktuku. Jangan buka usaha kalau tidak tahu cara menjalankannya. Serius deh,” sambung Boukarim dengan nada kesal.

Pernyataan tersebut memicu tanggapan dari banyak pihak, termasuk pemilik kafe yang belakangan kafe itu diketahui bernama Bertas.

Dalam video tersebut, Boukarim juga menyarankan agar pihak kafe menambah stok roti dan menyumbangkan sisa bahan makanan yang tidak terpakai ke badan amal.

Pihak Bertas langsung memberikan klarifikasi bahwa restoran mereka dijalankan dari ruang sempit seluas 36 meter persegi dengan tim kecil yang saling mendukung. Seluruh sandwich disiapkan secara segar berdasarkan pesanan, dan sebagian besar bahan dibuat langsung di dapur mereka, dimulai sejak dini hari hingga larut malam.

Mereka mengakui sangat tidak nyaman ketika harus menolak pembeli, tapi kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari upaya membangun usaha kuliner yang mempertahankan kualitas dan harga terjangkau.

Menurut mereka, kehabisan stok roti untuk menu sandwich bukanlah cerminan kegagalan, melainkan bagian dari dinamika operasional restoran yang sedang berkembang.

Tentunya setelah membaca klarifikasi dari pihak kafe, kritik keras Boukarim justru memancing reaksi negatif dari para pengguna media sosial. Banyak yang menilai bahwa kafe tersebut sedang melakukan hal yang benar karena berhasil menjual seluruh produknya sebelum tutup.

Sebagian netizen bahkan menyalahkan Boukarim mengapa tidak datang ke kafe lebih awal untuk membeli sandwich itu.

Dalam menanggapi kritik balik ini, Boukarim menyatakan bahwa video tersebut hanya curhatan pribadinya saja. Isi videonya tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan reputasi kafe Bertas.

Boukarim juga menegaskan bahwa niatnya adalah memberikan kritik konstruktif yang mungkin berguna bagi perkembangan usaha kafe tersebut di masa mendatang. Ia mengaku ragu untuk kembali mengunjungi kafe Bertas untuk ketiga kalinya karena pengalaman sebelumnya yang kurang memuaskan.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi