Teknisi Kini Jadi Petani Cabai, Penghasilannya Bisa Ratusan Juta Sebulan! | Info Giok4D

Posted on

Tangan dingin seorang teknisi ternyata juga bekerja baik di lahan pertanian. Ia yang alih profesi jadi petani cabai kini bisa meraup hingga ratusan juta dalam sebulan.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Meninggalkan pekerjaan kantoran yang memberikan penghasilan tetap setiap bulan memang berisiko tinggi. Banyak yang khawatir untuk mencoba peruntungan di tempat lain sebab merasa terlalu berisiko.

Namun, seorang pria yang bekerja sebagai teknisi ini justru rela mengambil risiko besar yang harus ditanggungnya. Melansir WeirdKaya (5/6), Armed yang awalnya bekerja sebagai teknisi listrik nekat alih profesi mengolah lahan milik keluarga.

Walaupun hanya seluas setengah hektar, ia berhasil membudidayakan cabai rawit di atas tanah tersebut. Ada 1.100 tanaman cabai rawit yang berhasil ditumbuhkan Armed dengan subur.

Setiap masa panen lahannya mampu menghasilkan 50-70 kilogram per hari. Jumlahnya bahkan selalu menjadi rebutan pada distributor untuk dijual kembali ke pasar yang lebih luas.

Armed menyebut di Malaysia, cabai rawit sendiri dihargai Rp 38.000 – Rp 115.000 per kilogram tergantung asal daerah produksi dan kualitasnya. Tanaman cabai milik Armed sendiri konon hanya membutuhkan waktu 2 bulan untuk setiap masa panen.

Karenanya dalam satu tahun, ia meraup 6 kali keuntungan dari masa panennya. Armed tak mengungkap pendapatan pasti yang dimiliki pada setiap masa panen, tetapi ia menyebut penghasilannya kini menyentuh 5 digit dalam hitungan ringgit atau minimal 10000 RM (Rp 38 juta) sebulan hingga RM 90000 (Rp 347 juta).

Namun keberuntungannya dalam pertanian tak hanya didapatkan begitu saja. Banyak kegagalan yang telah dilalui Armed sebelum mendapatkan lahan yang subur.

“Hal itu (kegagalan) tidak merusak semangatku. Justru memberikan motivasi untuk belajar lebih tentang agrikultur, dan bagaimana mengendalikannya untuk meraih kesuksesan,” ujar Armed.

Tak hanya sibuk mencari keuntungan sendiri, Armed juga menyadari pentingnya kerjasama. Ia membentuk grup WhatsApp yang berisi pada petani di wilayah sekitarnya.

Seringkali mereka berdiskusi berbagai cara mengatasi hama, pemilihan pupuk penyubur, hingga cara mencegah penyakit pada tanaman. Ternyata membangun hubungan dengan para petani juga meningkatkan kemampuannya mengolah lahan.

Armed menyadari pekerjaannya kini tak bisa ditinggalkan dengan mengundurkan diri. Walaupun harus mengurus lahan hingga tua, ia mengaku tak menyesal memutuskan alih profesi.

Gambar ilustrasi