Mahalnya harga gurita di Jepang membuat seorang penjual takoyaki berinisiatif menggantinya dengan sosis. Ternyata rasanya cukup bisa diterima lidah, meski kehilangan tekstur kenyal khas gurita!
Saat ini harga bahan makanan di Jepang cenderung naik hingga membuat penjual alami kendala terkait harga jual. Salah satunya gurita yang merupakan bahan isian takoyaki, jajanan kaki lima khas Jepang berbentuk bundar.
Nama “tako” disematkan lantaran takoyaki memiliki isian “tako” atau berarti “gurita” dalam bahasa Indonesia. Dahulu takoyaki terkenal sebagai jajanan terjangkau, tapi tidak sekarang.
Harga takoyaki di pasaran Jepang umumnya naik 2 kali lipat dibanding 10 tahun lalu. Penjual terpaksa menaikkan harga jual karena kenaikan harga bahan baku.
Namun, untuk mengakali hal ini, gerai Horaiya di distrik Arakawa, Tokyo, memutuskan jual takoyaki berbeda. Mereka menuliskan informasi di selembar kertas kalau takoyaki buatannya tidak lagi memakai gurita, tetapi potongan sosis.
Harga jualnya pun bisa tetap terjangkau. Kemasan isi 5 dibanderol 200 yen (Rp 22 ribu), sedangkan isi 10 harganya 400 yen atau sekitar Rp 44 ribu.
Lantas, bagaimana tampilan dan rasa takoyaki sosis? Mengutip Sora News 24 (13/6/2025), reporternya yang bernama Mr Sato mengatakan tampilan takoyaki ini secara keseluruhan mirip takoyaki pada umumnya.
Saus gurih berwarna kecokelatan terlihat melumuri adonan bola-bola panggang. Saat dibelah, barulah terlihat isian potongan sosis yang cukup besar berada di tengah adonan takoyaki.
Gurihnya sosis ternyata bisa berpadu dengan rasa adonan takoyaki yang lembut dan kaya rasa. Satu-satunya pembeda utama adalah sosis memiliki rasa yang lebih kuat dan berani, sementara gurita memiliki rasa yang sedikit lebih mewah yang terbentuk secara bertahap.
Selain itu, tekstur gurita yang kenyal khas juga tak ada. Sebab tekstur sosis cenderung lebih empuk dan lembut dibandingkan gurita saat menjadi isian takoyaki.