Alergi makanan, apapun bentuknya, tidak boleh diremehkan. Seperti kisah seorang wanita yang alergi cabai. Ia berakhir celaka saat makan di restoran.
Alergi makanan dapat dialami oleh siapapun. Biasanya alergi sudah terbentuk sejak kecil dan sulit untuk dihilangkan bahkan hingga dewasa.
Memiliki alergi makanan, artinya penderitanya harus senantiasa berhati-hati dengan pilihan makanannya. Menyampaikan kondisi alerginya ketika makan di restoran atau tempat makan lain adalah hal yang wajib dilakukan.
Jangan sampai mengalami ketidaknyamanan seperti wanita yang hampir celaka gegara alerginya. Dilansir dari People, Sabtu (15/11), Abigail Griffith saat itu pergi makan malam sebelum alerginya kambuh.
Ia dengan beberapa rekannya menyambangi restoran Italia di California, Amerika Serikat. Sebelum memesan makanan, Abigail menyampaikan kepada pelayan bahwa dirinya alergi terhadap nightshades.
Nightshades sendiri adalah kelompok tanaman yang mencakup tomat, lada, terong, dan cabai. Ia pun bertanya pada pelayan secara rinci tentang apa saja bahan-bahan yang ada di dalam setiap makanan yang hendak dipesan.
Hingga akhirnya Abigail dan teman-temannya memutuskan untuk memesan Fried Zucchini Flower dan pizza. Alasannya karena hidangan tersebut tampak hanya berisi saus berwarna putih dan keju saja.
Namun setelah makanannya datang, Abigail yang mencicipi dua gigitan menemukan serpihan berwarna merah. Saat potongan benda merah tersebut dicicipi, rasanya pedas. Pelayan kemudian membenarkan kalau komponen itu adalah cabai calabrian.
Gegara cabai tersebut, Abigail langsung merasakan sensasi terbakar pada lidah dan bibirnya. Tubuhnya juga mendadak gatal yang dirasakan di hampir sekujur bagian tubuhnya.
Teman-temannya yang panik lantas memberikan antihistamin pada Abigail dan menyuruhnya beristirahat di mobil. Beruntung, pihak restoran bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Restoran yang tak disebutkan namanya secara spesifik tersebut mengompensasi Abigail dan teman-temannya dengan tidak perlu membayar makanan mereka.
Abigail dan rombongannya mengapresiasi cara restoran menangani kasus alerginya. Namun trauma yang dialami membuat Abigail mengaku takut hingga enggan makan di restoran lagi.






