Tradisi tabur gula di atas kue ternyata bukan sekadar seremonial. Dilakukan oleh beberapa selebriti, tradisi ini rupanya penuh harapan baik.
Belakangan ini, momen tabur gula di atas kue pernikahan pencuri perhatian publik. Budaya ini dilakukan pada pesta pernikahan pasangan selebriti Al Ghazali dan Alyssa Daguise serta pasangan Kenny Austin dan Amanda Manopo.
Ternyata budaya yang berasal dari Eropa, khususnya Inggris dan Perancis ini, punya makna mendalam. Menabur gula atau dusting sugar dianggap sebagai simbol untuk harapan-harapan baik untuk pengantin.
Mulai dari lambang pembawa keberuntungan, penawar pahit kehidupan, serta lambang cinta yang menyatukan pasangan suami istri baru tersebut. Kini, dusting sugar tengah ramai disoroti oleh pasangan muda gegara makna dan pesan mendalam dari praktiknya.
Gula populer digunakan dalam kebutuhan makanan dan minuman sebab rasanya yang manis. Dalam konteks pernikahan, menabur gula di atas kue menjadi harapan agar perjalanan cinta dan rumah tangga terasa selalu manis dan hangat.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Kegiatan seremonial ini juga mengandung pesan pernikahan tidak selalu mudah. Namun dengan adanya cinta dan pengertian, segala kepahitan dan tantangan hidup akan terasa lebih mudah dijalani seperti gula yang menyeimbangkan rasa pahit.
Gula yang ditabur di atas kue juga menandakan awal baru yang manis. Sejak hari pernikahannya, pasangan diharapkan menapaki kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Merujuk pada tradisi Nusantara maupun Eropa, gula sering dikaitkan dengan keberuntungan dan kemakmuran. Menaburkan gula ke atas kue dan membagikannya kepada tamu juga simbol berbagi rezeki.
Doa dan harapan agar pasangan diberi rezeki berlimpah, hidup berkecukupan, dan senantiasa berbahagia dipanjatkan secara simbolis. Sama dengan pentingnya gula dalam hidangan, rezeki yang diberikan untuk pasangan suami istri baru tersebut diharapkan akan melengkapi kehidupan pernikahan.
Selain kaitannya dengan materi, kegiatan ini juga melambangkan kasih sayang yang berlimpah dan kebersamaan. Apalagi jika orang tua ikut menabur gula, secara simbolik berarti ikut menabur berkah untuk anak-anaknya.
Gula memiliki sifat larut dan lengket ketika telah menjadi satu. Konsep ini juga yang dipercaya dalam tradisi menabur gula di atas kue saat pernikahan.
Sifat gula yang mudah menyatu dan lengket diharapkan akan terjadi pada kehidupan baru pasangan suami istri. Karena itu pasutri baru tidak mudah goyah dan saling menguatkan dalam setiap fase kehidupan bersama.
Layaknya butiran gula yang menyatu pada kue, ada harapan agar pasutri baru saling menyempurnakan. Ritual ini lantas menjadi bentuk visual dari janji pasangan baru yang akan terus berdampingan.
Selain makna spiritual dan harapan yang baik, gula juga memperindah tampilan pada kue pernikahan. Butiran gula halus yang putih memberikan kesan sakral, suci, sekaligus meriah.
Dalam pernikahan modern, kue bertingkat tak lagi dilirik sebagai suguhan. Sebab pemotongannya yang rumit akan menyulitkan untuk dibagikan kepada para tamu yang hadir. Walaupun sebagian pengantin memilih menggunakan dummy atau kue tiruan.
Tradisi menabur gula biasanya menggunakan kue dengan diameter yang besar dan lebih sederhana. Setelah gula ditabur kue akan langsung dipotong-potong dan dibagikan kepada tamu tanpa butuh waktu yang lama.
Berikut 4 makna tabur gula saat pernikahan dilansir dari berbagai sumber:
1. Simbol Kehidupan yang Manis
2. Lambang Rezeki Melimpah
3. Cinta yang Melekat
4. Simbol Keindahan
Gula memiliki sifat larut dan lengket ketika telah menjadi satu. Konsep ini juga yang dipercaya dalam tradisi menabur gula di atas kue saat pernikahan.
Sifat gula yang mudah menyatu dan lengket diharapkan akan terjadi pada kehidupan baru pasangan suami istri. Karena itu pasutri baru tidak mudah goyah dan saling menguatkan dalam setiap fase kehidupan bersama.
Layaknya butiran gula yang menyatu pada kue, ada harapan agar pasutri baru saling menyempurnakan. Ritual ini lantas menjadi bentuk visual dari janji pasangan baru yang akan terus berdampingan.
Selain makna spiritual dan harapan yang baik, gula juga memperindah tampilan pada kue pernikahan. Butiran gula halus yang putih memberikan kesan sakral, suci, sekaligus meriah.
Dalam pernikahan modern, kue bertingkat tak lagi dilirik sebagai suguhan. Sebab pemotongannya yang rumit akan menyulitkan untuk dibagikan kepada para tamu yang hadir. Walaupun sebagian pengantin memilih menggunakan dummy atau kue tiruan.
Tradisi menabur gula biasanya menggunakan kue dengan diameter yang besar dan lebih sederhana. Setelah gula ditabur kue akan langsung dipotong-potong dan dibagikan kepada tamu tanpa butuh waktu yang lama.