Sejarah Kecap Manis di Indonesia yang Membuatnya Populer

Posted on

Kecap manis seolah sulit dipisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Ternyata, awalnya kecap manis justru tak laku saat dibawa masuk ke Nusantara.

Kerjasama yang terjadi antar suatu negara dengan negara lain seringkali memengaruhi satu sama lain. Tak terlepas pada ranah budaya kuliner.

Sejak dahulu, perjalanan para penjelajah hingga pedagang pasti meninggalkan suatu pengaruh pada daratan yang disambanginya. Nusantara, misalnya, yang jauh sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah menjadi tempat berlabuh para penjelajah.

Dilansir dari laman Indonesia Go, Senin (21/7), salah satu bentuk akulturasi pendatang di tanah di Nusantara dapat dilihat dari kecap manis. Kecap yang kini banyak penggemarnya dahulu tidak banyak diminati, bahkan tak laku dijual.

Kecap bukan bumbu masak asli Indonesia. Para sejarawan setuju kecap sudah ada sejak 300 tahun sebelum masehi dan digunakan sejak Romawi kuno sebagai penambah rasa pada makanan.

Tetapi saat itu kecap tidak disebut sebagai kecap, tetapi liquamen. Datangnya pedagang dari dataran China ke Nusantara menjadi pengaruh pertama yang membawa kecap masuk ke Nusantara.

Saat itu kecap belum berupa menjadi kecap manis, baru dalam dibuat dalam bentuk kecap asin. Para pedagang dari dataran China ini menjajakan makanan berbahan kecap asin maupun produk kecap asinnya itu sendiri.

Pada 1690 ditemukan jejak bangsa China mulai menggunakan saus yang bernama ke’tsiap. Bahan utama saus ini menggunakan kacang kedelai hitam yang difermentasi hingga menghasilkan rasa yang gurih.

Ketika masyarakat dari dataran China mulai menjelajah, mereka juga berlabuh di Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, banyak yang berjualan makanan dengan menggunakan campuran kecap asin maupun produk kecap asin itu sendiri.

Sayangnya kecap asin tak terlalu diminati di Nusantara. Tetap berusaha melihat pasar yang lebih luas, pedagang dari China akhirnya berinovasi membuat kecap manis.

Setelah menyadari kecap asin punya peminat yang sedikit, akhirnya pedagang dari China berlomba-lomba meracik kecap buatannya. Menambahkan gula kelapa ke dalam kecap hingga membuatnya pekat, manis, dan kental ternyata cara yang paling berhasil menarik minat konsumen.

Cita rasa yang manis pada kecap manis lantas diterima dengan baik, terutama di Pulau Jawa. Bahkan pada 1882 berdiri sebuah pabrik kecap pertama di Indonesia yang bernama Kecap Cap Istana.

Pabrik kecap ini berlokasi di Pasar Lama, Tangerang yang dikelola oleh keluarga Teng Hang Soey. Sampai sekarang kecap ini disebut sebagai kecap tertua di Indonesia.

Kehadiran pabrik kecap manis di Tangerang memotivasi pebisnis lain untuk ikut mendirikan pabrik kecap. Pada 1898 sosok Ong Tjin Boen dari Probolinggo, Jawa Timur mendirikan pabrik kecap dengan merek Kecap Cap Orang Jual Sate.

Disusul pada 1920 Teng Hang Soey juga menambah merek kecap buatannya bernama Kecap Benteng Cap SH. Sejak saat itu, masyarakat di Tangerang dan sekitarnya mulai menambahkan kecap pada hampir seluruh lauk makannya.

Popularitas kecap yang menanjak kemudian identik sebagai perasa tambahan baik untuk hidangan seperti bakso, nasi goreng, bakmi, siomay, dan masih banyak lainnya. Buletin Konsumsi Pangan Pusdatin Kementerian Pertanian 2019 menyatakan bahwa sejak dahulu hingga sekarang konsumsi kecap naik 0,95 kg/perkapita hingga 2021.

Masuknya Kecap ke Indonesia

Berawal dari Kecap Asin

Perjalanan sejarah kecap manis di tanah Nusantara berlanjut di halaman berikutnya.

Inovasi Perubahan Kecap

Popularitas Kecap Melonjak

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Setelah menyadari kecap asin punya peminat yang sedikit, akhirnya pedagang dari China berlomba-lomba meracik kecap buatannya. Menambahkan gula kelapa ke dalam kecap hingga membuatnya pekat, manis, dan kental ternyata cara yang paling berhasil menarik minat konsumen.

Cita rasa yang manis pada kecap manis lantas diterima dengan baik, terutama di Pulau Jawa. Bahkan pada 1882 berdiri sebuah pabrik kecap pertama di Indonesia yang bernama Kecap Cap Istana.

Pabrik kecap ini berlokasi di Pasar Lama, Tangerang yang dikelola oleh keluarga Teng Hang Soey. Sampai sekarang kecap ini disebut sebagai kecap tertua di Indonesia.

Kehadiran pabrik kecap manis di Tangerang memotivasi pebisnis lain untuk ikut mendirikan pabrik kecap. Pada 1898 sosok Ong Tjin Boen dari Probolinggo, Jawa Timur mendirikan pabrik kecap dengan merek Kecap Cap Orang Jual Sate.

Disusul pada 1920 Teng Hang Soey juga menambah merek kecap buatannya bernama Kecap Benteng Cap SH. Sejak saat itu, masyarakat di Tangerang dan sekitarnya mulai menambahkan kecap pada hampir seluruh lauk makannya.

Popularitas kecap yang menanjak kemudian identik sebagai perasa tambahan baik untuk hidangan seperti bakso, nasi goreng, bakmi, siomay, dan masih banyak lainnya. Buletin Konsumsi Pangan Pusdatin Kementerian Pertanian 2019 menyatakan bahwa sejak dahulu hingga sekarang konsumsi kecap naik 0,95 kg/perkapita hingga 2021.

Inovasi Perubahan Kecap

Popularitas Kecap Melonjak

Gambar ilustrasi