Penjual jus di Thailand ini mencuri perhatian karena paras cantiknya. Ia menawarkan seporsi jus apel murni dengan harga Rp 30.000-an per porsi.
Penjual makanan di Thailand kerap mencuri perhatian berkat penampilannya ketika berjualan. Selain berpenampilan nyentrik, banyak juga yang berparas cantik hingga akhirnya mendapatkan perhatian para pelanggan.
Melalui tayangan video pendek yang dibagikan oleh pengguna YouTube Shorts dengan akun @foodiecamp1021, kali ini diketahui ada seorang penjual jus yang berparas cantik.
Ia menawarkan kreasi jus yang sehat, dibuat murni tanpa tambahan gula, susu, maupun krim. Jadi, jusnya didapat dari sari buah utuh, bahkan tidak dicampurkan air putih. Proses pengolahan jusnya menggunakan food processor.
Dalam video yang dibagikan, penjual jus buah itu menyajikan racikan jus apel. Ia menggunakan 4 buah apel utuh berukuran besar.
Tampak penjual jus itu memasukkan apel ke food processor dan hasil sari buahnya sangat melimpah. Sang penjual hanya menambahkan es batu agar minumannya jadi dingin menyegarkan.
Harga seporsi jus apel itu 60 Baht atau sekitar Rp 30.000-an. Lokasi tempat berjualannya ada di kawasan JODD Fairs Rama 9, Bangkok, Thailand.
Sang penjual jus apel murni ini juga menawarkan variasi buah lain. Di antaranya ada jeruk, wortel, mangga, dan lainnya.
Selain karena rasa jusnya yang enak segar, penjual jus apel ini juga viral karena parasnya yang cantik. Senyuman manisnya yang kerap ditampilkan di hadapan pelanggan membuat salah fokus banyak orang.
“Senyumannya manis!” komentar netizen.
“Senyumnya cantik, jadi menarik perhatian,” sahut netizen lain.
“Senyumannya itu menarik perhatian di video,” komentar lainnya.
Sebelumnya juga ada penjual jus viral di Thailand yang dikenal dengan sebutan Jenny Chen. Sehari-hari ia berjualan di Pratunam, Bangkok. Jenny Chen menawarkan jus delima, jeruk, dan markisa botolan seharga mulai dari 50 baht (Rp 25 ribu).
Mengutip unggahan netizen TikTok @mamariareview (10/4/2024), Jenny sangat senang melayani pembeli dari Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Jenny mengaku belajar dari Google Translate untuk menyempurnakan kemampuannya.