Pemilik restoran China di Jepang ditangkap karena mencuri 30 kg limbah tulang ikan dari Toyosu Market dan diduga menyajikannya kepada pelanggan. Ini kronologinya!
Seorang pemilik restoran asal China berusia 66 tahun yang tinggal di Jepang ditangkap polisi karena diduga mencuri limbah tulang ikan seberat 30 kg senilai Rp 22.000.
Kasus ini memicu perdebatan hangat di Jepang dan China, terutama karena limbah tersebut diduga diolah untuk disantap sendiri hingga disajikan kepada pelanggan.
Menurut keterangan polisi Tokyo, perempuan bermarga Wu itu dituduh masuk tanpa izin ke gedung grosir seafood di Toyosu Market pada malam hari, 21 November.
Rekaman CCTV menunjukkan Wu datang dengan sepeda menuju titik pengumpulan limbah ikan milik sebuah perusahaan yang membeli tulang ikan untuk diolah menjadi pakan ikan budidaya.
Dalam rekaman itu, Wu terlihat memasukkan potongan tuna, termasuk loin dan tulang ke dalam keranjang sepedanya dan sebuah boks styrofoam, lapor South China Morning Post (9/12).
Kemudian, ia kembali tertangkap kamera melakukan hal serupa pada 22 November, sebelum akhirnya ditangkap pada 26 November saat muncul untuk ketiga kalinya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Wu bersama suaminya menjalankan sebuah restoran China yang menyajikan sashimi dan hidangan laut. Lokasinya hanya sekitar 1,5 km dari pasar.
Warga sekitar mengungkap restoran itu cukup populer, bahkan pernah tampil di beberapa majalah karena porsinya besar, harganya murah, dan pemiliknya dikenal ramah.
Kepada polisi, Wu mengaku mengambil limbah tersebut karena mengira masih layak dikonsumsi. “Saya pikir ikan itu masih bisa dimakan jika saya memasaknya,” ujarnya.
Ia disebut membuat bakso dari daging yang menempel pada tulang, serta memanggang sebagian lainnya untuk disajikan kepada pelanggan.
Tindakan Wu memunculkan banyak komentar. Seorang netizen Jepang menilai, “Kalau harganya cuma Rp 22 ribu per 30 kg, seharusnya dia bisa saja meminta baik-baik kepada perusahaan.”
Sementara netizen lainnya menyoroti risiko kesehatan dengan berkata, “Ini limbah yang tidak dikelola untuk dikonsumsi. Mencuri itu salah, tapi menyajikannya kepada orang lain adalah masalah yang lebih besar.”






