Ayam geprek, ayam gepuk, dan ayam penyet menjadi favorit di kalangan pencinta kuliner pedas di Malaysia. Ketiga olahan ayam goreng khas Indonesia ini dianggap punya paduan cita rasa dan tekstur yang khas.
Meski sekilas tampak sama karena beroles sambal, ketiga jenis ayam goreng Indonesia itu punya karakter yang berbeda. Hal ini tercermin dari cara masak, rempah yang digunakan, hingga gaya penyajiannya.
Menariknya, ayam goreng khas Indonesia ini juga sudah menjadi kuliner lokal di Malaysia. Banyak penggemar hidangan berempah dan pedas ini penasaran akan perbedaan di antara ketiganya.
Berikut penjelasan mengenai apa yang membedakan ayam geprek, ayam gepuk, dan ayam penyet serta alasan mengapa menu-menu ini begitu digemari.
1. Ayam Geprek
Ayam Geprek digemari di Malaysia berkat tekstur ayam goreng tepungnya yang renyah dan sambal bawang pedas yang disajikan segar di atasnya. Karena dibalut adonan tepung, ayam geprek memiliki sensasi kriuk yang bikin nagih. Menu ini berbeda dengan ayam penyet yang cenderung lebih sederhana tanpa balutan tepung.
Asal mula ayam geprek dari Yogyakarta ini membuatnya terkenal sebagai hidangan “cepat saji” versi tradisional yang cocok untuk semua kalangan.
Harganya yang terjangkau, porsinya yang mengenyangkan, serta rasa pedas gurih yang pas di lidah orang Malaysia, membuat ayam geprek amat digemari. Hidangan ini mudah ditemukan di kafe, restoran kecil, hingga warung makan tepi jalan.
2. Ayam Gepuk
Sama seperti asal Ayam Geprek, sajian Ayam Gepuk merupakan kuliner asal Yogyakarta yang kini menjadi salah satu makanan Indonesia paling populer di Malaysia.
Ayam Gepuk menawarkan kelembutan daging ayam yang terlebih dahulu direbus dengan rempah seperti lengkuas, kunyit, dan serai. Baru kemudian ayam digoreng. Metode ini membuat rasa rempah lebih meresap dan tekstur daging lebih empuk dibandingkan ayam geprek.
Setelah digoreng, ayam gepuk biasanya hanya digepuk perlahan agar sambalnya lebih merata, tanpa membuatnya hancur. Sambal ayam gepuk cenderung lebih berminyak, tapi rasanya tidak terlalu pedas karena menggunakan campuran kacang.
Cocok bagi mereka yang ingin mencicipi rasa pedas yang pas. Kombinasi rasa rempah dan pedas yang lembut inilah yang menjadikan ayam gepuk jadi favorit di Malaysia, terutama di kedai-kedai bergaya tradisional.
3. Ayam Penyet
Ayam Penyet dianggap sebagai versi paling klasik sajian ayam goreng dan sambal di antara ketiganya. Berasal dari Surabaya, Jawa Timur, ayam penyet digemari karena cita rasa gurih yang kuat dari ayam yang dimasak dengan rempah tradisional lalu digoreng garing tanpa tepung itu.
Setelah digoreng, ayam akan dipenyet perlahan menggunakan alat penumbuk agar dagingnya empuk dan mudah dikunyah, lalu dioles sambal yang menjadi ciri khasnya. Dibandingkan ayam geprek atau gepuk, sambal ayam penyet terkenal lebih pedas dan sering disajikan bersama tempe goreng, tauhu, dan lalapan segar.
Hidangan ini menawarkan kesan autentik yang kuat, membuatnya populer di Malaysia, terutama bagi penggemar ayam goreng berempah dengan sambal pedas.
Ketiga hidangan ayam ini tentunya masing-masing punya penggemar setia di Indonesia maupun di Malaysia. Perbedaannya tidak hanya pada tekstur dan level kepedasan, tetapi juga cara penyajian dan pengalaman menyantapnya.
3. Ayam Penyet
Ayam Penyet dianggap sebagai versi paling klasik sajian ayam goreng dan sambal di antara ketiganya. Berasal dari Surabaya, Jawa Timur, ayam penyet digemari karena cita rasa gurih yang kuat dari ayam yang dimasak dengan rempah tradisional lalu digoreng garing tanpa tepung itu.
Setelah digoreng, ayam akan dipenyet perlahan menggunakan alat penumbuk agar dagingnya empuk dan mudah dikunyah, lalu dioles sambal yang menjadi ciri khasnya. Dibandingkan ayam geprek atau gepuk, sambal ayam penyet terkenal lebih pedas dan sering disajikan bersama tempe goreng, tauhu, dan lalapan segar.
Hidangan ini menawarkan kesan autentik yang kuat, membuatnya populer di Malaysia, terutama bagi penggemar ayam goreng berempah dengan sambal pedas.
Ketiga hidangan ayam ini tentunya masing-masing punya penggemar setia di Indonesia maupun di Malaysia. Perbedaannya tidak hanya pada tekstur dan level kepedasan, tetapi juga cara penyajian dan pengalaman menyantapnya.
