Seorang pembeli licik menggunakan AI untuk mengedit foto apel yang dibelinya agar tampak rusak. Hal itu dilakukan agar ia mendapat ganti rugi.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) ternyata tidak hanya memberi manfaat, tapi juga membuka peluang penipuan baru di dunia belanja online untuk memanipulasi penjual.
Baru-baru ini, sejumlah penjual melaporkan bahwa ada pembeli yang memanipulasi foto barang belanjaan menggunakan AI agar terlihat rusak. Salah satunya buah apel.
Dikutip dari mStar (30/11), praktik ini mulai marak terutama saat periode diskon besar seperti 11.11, ketika banyak transaksi online terjadi.
Seperti yang dialami oleh sebuah toko buah online. Beberapa waktu lalu, toko tersebut menerima pesanan dari pembeli berupa buah apel. Saat pengiriman, buah apel masih tampak segar.
Namun setelah pesanan tiba di rumah pelanggan, pelanggan komplain dengan mengaku bahwa buah apelnya sudah membusuk dan berjamur. Dengan begitu, pembeli akan menuntut pengembalian dana.
Komplain semacam itu terjadi berkali-kali sehingga membuat penjual curiga. Penjual buah menganggap komplainnya tidak masuk akal.
Menurut penjual, jika apelnya rusak biasanya ada pada teksturnya. Namun ia memastikan hal tersebut tidak terjadi, karena pengemasannya cukup ketat. “Masalah yang dilaporkan tak masuk akal,” tutur penjual.
Dugaan adanya kecurangan juga dilihat dari kejanggalan dalam foto. Mulai dari pencahayaan yang aneh, sisi produk yang terlihat seperti editan, hingga efek visual yang tidak alami.
Dalam pemeriksaan dengan perangkat pendeteksi AI, sebuah foto dipercaya memiliki kemungkinan 92 persen sebagai gambar hasil generative AI. Praktik seperti ini kerap dilakukan oleh kelompok yang disebut ‘sheep shearers’.
Istilah tersebut adalah untuk menyebut pembeli yang sengaja mencari kesalahan pada produk murah untuk memperoleh uang kembali tanpa harus mengembalikan barang
Dengan maraknya penipuan tersebut, kini banyak penjual yang meminta pembeli mengirim video barang sebagai verifikasi tambahan. Setelah itu, banyak klaim refund yang dicabut.
Fenomena ini ramai ditanggapi netizen. Banyak netizen yang mengeluh, terutama para penjual. Bukan hanya penjual makanan, tetapi juga penjual lain, seperti barang elektronik dan pakaian.
“Bener-bener gak bermoral orang yang menipu seperti itu,” tulis netizen.
“Teknologi canggih bukannya dimanfaatin yang bener, malah nambah dosa. Segitu doang ya moral manusia?,” tulis netizen lainnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.





