Mantan Detektif Jualan Durian Demi Bantu Pengobatan Ibunya

Posted on

Pria mantan detektif ini jualan durian di pinggir jalan demi membantu biaya pengobatan sang ibu. Meski kondisi fisiknya juga terbatas, ia rela jualan hingga dini hari.

Nathan, pria 37 tahun yang dulunya bekerja sebagai Detektif Cabang Kejahatan di Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM). Namun pada tahun 2014, kehidupannya berubah drastis.

Mengutip (14/5/2025), saat itu ayah Nathan meninggal. Kemudian ibunya menyusul terkena stroke. Tak ada orang lain yang bisa merawat sang ibu. “Saya membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri dari kepolisian dan merawatnya,” kata Nathan.

Ia tak menyesali keputusannya karena bagi Nathan, merawat ibunya jauh lebih penting dari pada mempertahankan pekerjaan untuk menghasilkan uang. Nathan juga semangat berjualan meski dirinya termasuk Orang Kurang Upaya (OKU) atau disabilitas.

Kondisi kesehatannya menurun sepanjang 2024. Ia terjatuh akibat tekanan darah rendah yang membuatnya tidak dapat bekerja selama hampir dua bulan. Dua jari kaki kiri Nathan juga diamputasi, diikuti kaki kanannya yang juga harus dioperasi karena kondisinya memburuk.

Setelah diamputasi, Nathan kehilangan penglihatan pada mata kirinya dan kemudian didiagnosis menderita kanker perut. Ia pun memutar otak mencari cara menghasilkan uang.

Bermodal RM 200 (Rp 771 ribu), ia menjual menjual durian, mangga, dan buah musiman lainnya pada Mei tahun ini untuk menghidupi dirinya dan sang ibu.

Sehari-hari ia mangkal dengan mobilnya di pinggir jalan di kawasan USJ 9, Subang Jaya, Malaysia. Nathan berjualan sejak pukul 5 sore hingga sekitar pukul 4 dini hari, sampai semua buahnya terjual habis.

Jika tempat parkir di depan restoran sudah penuh, ia dengan sabar menunggu di mobilnya hingga ada tempat yang tersedia untuknya mendirikan kios. “Kadang-kadang saat saya sedang kerja, tekanan darah saya bakal turun dan saya merasa sangat sakit. Namun saya tetap semangat demi ibu saya,” kata Nathan.

Nathan biasanya membawa sekitar 10 hingga 20 kg durian sehari, bersama dengan mangga, semangka, dan petai jika ia mampu. Beberapa buahnya, termasuk durian Lembaga Emas yang populer, mendapat pujian tinggi dari pelanggan karena rasanya yang kaya dan lembut.

Nathan hanya memperoleh laba RM3 (Rp 11.500) untuk setiap kilogram durian yang terjual. Namun ia dapat memperoleh total antara RM100 (Rp 385 ribu) dan RM120 (Rp 463 ribu) sehari saat bisnisnya sedang ramai.

Ketika tak ada uang, Nathan dan ibunya hanya bertahan hidup dengan makan bubur selama berhari-hari untuk memuaskan rasa lapar mereka. Awalnya saudara-saudara mereka memberi bantuan finansial, tapi akhirnya berkurang karena mereka juga harus berjuang sendiri.

Untungnya, beberapa teman sekolah Nathan turun tangan membantu membeli bahan makanan dan mendorong bangkit kembali.

Nathan menolak meminta sumbangan dari masyarakat, tapi berharap mereka menunjukkan dukungan untuk bisnis kecilnya. “Meskipun saya mendapat untung yang sangat sedikit, itu cukup bagi saya selama saya bisa makan dan menabung untuk suntikan plasma kaya trombosit (PRP) ibu saya,” katanya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi