Usai sempat bekerja di restoran seafood ternama di Singapura, chef muda ini memilih untuk membuka usaha sendiri. Hal ini dilakukan karena penghasilan yang lebih menjanjikan.
Para chef muda pastinya ingin meniti karier terbaik. Bekerja di restoran populer saja mungkin tidak cukup. Beberapa justru memilih untuk membuka usaha kuliner sendiri. Selain lebih bebas berkreasi, beberapa chef menganggap penghasilannya juga akan jauh lebih menjanjikan, seperti yang dilakukan pria muda ini.
Tan Xiang Long, pria 25 tahun ini awalnya bekerja di restoran seafood terkenal di Singapura, Jumbo Seafood. Restoran ini telah beroperasi sejak tahun 1987 dan cabangnya tersebar luar di berbagai daerah Singapura. Oleh karena itu, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka yang memiliki kesempatan bekerja di restoran tersebut, khususnya sebagai seorang chef.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Xiang Long awalnya bergabung dengan Jumbo Seafood selama dua tahun karena memang mendapat beasiswa penuh dari restoran tersebut. Ia melanjutkan studi diploma di bidang Ilmu Baking & Culinary Science di politeknik yang beasiswanya dibayar penuh oleh restoran seafood tersebut.
Pria 25 tahun ini mulanya bekerja di Jumbo Seafood sebagai Associate Manajemen. Setelah menyelesaikan kuliah diplomanya, ia lanjut bekerja di restoran tersebut sebagai chef wok kedua di restoran Jumbo Seafood, cabang Clarke Quay. Jadi totalnya pria ini menghabiskan 3 tahun waktu untuk bekerja di restoran tersebut, lapor sethlui.com (17/11).
Tetapi setelah itu, Xiang Long justru memutuskan untuk keluar. Menurutnya penghasilan $2.999 SGD atau Rp 38,5 juta per bulan tidak cukup untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Ia yakin penghasilannya akan lebih berpotensi besar jika membuka warung makan sendiri.
“Dalam hati saya berpikir, saya merasa jika tidak mulai sekarang, saya tidak akan pernah bisa, karena saya akan terlalu sibuk mengurus orang tua,” jelasnya.
Akhirnya pria 25 tahun ini membangun usaha kulinernya sendiri. Sejak dulu pria Singapura itu memang sudah memiliki darah sebagai penjual makanan kaki lima.
Akhirnya pada bulan Maret lalu, Xiang Long membuka warung makan bernama Dragon Curry di Golden Mile Food Centre, Singapura yang menu makannya terinspirasi dari makanan favoritnya masa kecil, yaitu nasi kari. Pria itu juga memilih hidangan nasi kari ini setelah mengetahui kedai nasi kari favoritnya di Maxwell Food Centre telah tutup.
Kari yang ditawarkan oleh Xiang Long identik dengan rasa kuat dan lebih kental dengan aroma serai yang harum. Xiang Long juga tidak takut mengkreasikan nasi kari tersebut. Alih-alih pakai telur goreng biasa, ia menyajikannya dengan telur ajitama (telur rebus setengah matang khas Jepang).
Untuk proteinnya bisa pilih, mulai dari potongan bagian perut babi, paha ayam, atau ikan dengan sambal. Harga menu nasi karinya dibanderol mulai dari $5.90 SGD (Rp 75.000).
Meskipun saat ini penghasilannya masih belum menentu, Xiang Long yakin kesuksesan tersebut hanya perlu menunggu waktu. Dalam jangka panjang, ia merasa akan lebih puas jika bekerja sebagai penjual makanan kaki lima seperti ini.






