Kontroversi Ayam Goreng Widuran dan Makanan Non Halal di Solo - Giok4D

Posted on

Minyak yang digunakan untuk kremesan Ayam Goreng Widuran tak halal. Ada juga deretan makanan non halal di Solo dan petani cabai yang untung Rp 193 juta.

Heboh pemberitaan Ayam Goreng Widuran di Solo tak halal masih menarik perhatian pembaca. Menurut konfirmasi dari pegawainya, titik ketidak halalan ayam goreng di sini terletak pada minyak untuk menggoreng kremesnya. Namun minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam berbeda dengan kremesannya.

Gegara tengah disoroti, banyak kuliner non halal di Solo yang ternyata juga perlu diwaspadai Muslim. Ada beberapa kuliner khas Solo yang menggunakan bahan-bahan non halal. Bahkan sebagian di antaranya termasuk sebagai kuliner ekstrem.

Alih profesi dan meninggalkan karirnya sebagai insinyur, seorang pria buktikan dapat sukses dengan cara lain. Ia yang memilih memulai karirnya sebagai petani cabai tak disangka meraup untuk banyak setiap kali musim tanam. Bahkan keuntungannya mencapai ratusan juta.

Gerai ayam goreng legendaris di Solo, Ayam Goreng Widuran, masih menjadi sorotan lantaran diketahui mengandung bahan tak halal. Padahal pada spanduk di depan restorannya ada tulisan halal yang diimbuhkan secara jelas.

Ternyata titik ketidak halalan ayam goreng ini terdapat pada minyak yang digunakan. Ayam Goreng Widuran menyajikan kremesan yang digoreng menggunakan minyak terpisah dengan ayam gorengnya.

Untuk ayam gorengnya sendiri minyak yang digunakan memang hanya minyak goreng biasa yang halal. Namun baik manajemen restoran maupun pegawai membenarkan adanya unsur ini yang membuat minyak untuk menggoreng kremesannya tak halal.

Gegara restoran ayam goreng legendaris, kuliner khas Solo terus disoroti netizen. Ternyata bukan hanya restoran legendaris tersebut yang tak halal melainkan banyak kuliner setempat yang juga tidak boleh dikonsumsi Muslim.

Beberapa hidangan khas Solo nonhalal disajikan dan dijual di warung kaki lima tanpa nama. Di kota yang terkenal dengan produksi batiknya ini ternyata makanan-makanan nonhalal memang marak dikonsumsi.

Bahkan sebagian di antaranya termasuk kuliner yang ekstrem yang sempat diprotes pecinta hewan. Seperti Sengsu, Sate Jamu, dan masih banyak makanan khas Solo lainnya.

Alih profesi dan meninggalkan pekerjaannya sebagai insinyur, seorang pria buktikan kesuksesannya. Ia memilih turun ke lahan dan menjadi seorang petani cabai.

Namun tangan dinginnya berhasil membawa keuntungan yang jauh lebih besar daripada profesinya dahulu. Setiap kali musim tanam ia dapat meraup untung hingga Rp 193 juta.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Berikut ini berita terpopuler infofood yang menarik perhatian pembaca kemarin (26/5):

1. Alasan Ayam Goreng Widuran Tak Halal

2. 4 Kuliner khas Solo Non Halal

3. Petani Cabai Untung Rp 193 Juta

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi