Kerja 18 Jam Demi Bayar Utang, Penjual Bak Kut Teh Berakhir Tewas

Posted on

Penjual bak kut teh ini memiliki nasib miris. Sang penjual meninggal dunia gegara jam kerja berlebihan selama 18 jam. Ini semua dilakukannya untuk membayar utang.

Penjual makanan yang tutup usia sering kali menyita perhatian, termasuk penjual bak kut teh di Singapura ini. Bukan karena usia lanjut atau penyakit yang diderita, sang penjual meninggal karena jam kerjanya yang berlebihan.

Dilansir dari Must Share News (8/6), penjualnya diketahui bekerja selama 18 jam pada hari itu. Ia bekerja lebih lama dari biasanya karena ingin mendapatkan uang lebih banyak.

Uang itu dikumpulkannya untuk membayar utang selama pandemi Covid-19. Utang yang dimilikinya sebesar 100.000 SGD (Rp 1,2 miliar).

Nama kedainya adalah Xin Ming Road Bak Kut Teh yang berlokasi di Kola Food Centre, Ming Road, Singapura. Pemilik kedai bak kut teh itu adalah Hong Rong Sheng (65) dan Cai Ju Hua (66).

Kedai ini telah dirintis sejak 1990-an. Sebelumnya, pasangan suami istri ini ikut bekerja bersama saudara mereka sampai akhirnya membuka kedai sendiri.

Cai Ju Hua menjelaskan soal meninggalnya sang suami. Ternyata, Rong Sheng telah meninggal pada 10 Januari 2025 lalu. Sebelumnya, Rong Sheng telah menderita pilek selama 3 minggu tetapi tetap mengoperasikan kedai seperti biasa.

Empat hari sebelum kematiannya, Rong Sheng tak lagi bisa berjualan dan akhirnya beristirahat. “Pada saat itu, saya khawatir tentang kesehatannya. Tetapi dia mengatakan kalau bisa hidup beberapa tahun lagi,” cerita Ju Hua.

Sehari sebelum kepergian Rong Sheng, ia mengalami sesak napas dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Ia tak tertolong setelah 5 jam.

Ju Hua akhirnya sekarang berjuang sendirian setelah kepergian suaminya. Hutang mereka menguras semua tabungan. Biaya sewa kedai bak kut teh itu juga membuatnya kewalahan.

“Suami saya bekerja tanpa lelah untuk membayar utang. Sebelum pandemi, kios akan ditutup selama satu atau dua hari setiap bulan. Setelah pandemi, kami hanya beristirahat selama empat hari selama Tahun Baru Imlek. Dia meninggalkan rumah pada jam 5 pagi setiap hari dan tidak kembali sampai jam 11 malam,” ungkap Ju Hua.

Ju Hua mengatakan bahwa sebelumnya sang suami tidak menderita penyakit kronis. Dokter juga mengatakan bahwa sang suami meninggal karena kelelahan.

Gambar ilustrasi