Kemasan Styrofoam Buat Mi Cup Berbahaya? Ini Kata Peneliti Jepang

Posted on

Banyak makanan dikemas menggunakan styrofoam karena praktis dan murah. Namun, apakah styrofoam benar-benar aman untuk kesehatan? Ini penjelasannya.

Berbagai bentuk kemasan digunakan untuk menjaga kualitas makanan. Mulai dari kertas, plastik, hingga styrofoam yang juga diaplikasikan pada makanan cepat saji kemasan.

Dalam Buku Putih Panduan Tanya Jawab Mi Instan yang ditulis oleh F.G Winarno (2003), disoroti pula penggunaan styrofoam yang banyak diterapkan untuk mi instan cup dan makanan kemasan lainnya.

Prof. Winarno menyebut sejak 1971 kemasan styrofoam telah banyak digunakan sebagai bantuan kemasan makanan dan dinyatakan aman bila digunakan untuk alas makanan cepat hidang dan berbagai makanan maupun minuman cepat saji.

Japan Convenience Food Association, pada tahun 1999 melaporkan bahwa mi instan di Jepang diproduksi sebanyak 2.965 miliar. Termasuk sebanyak 86 juta di antaranya yang diekspor ke mancanegara.

Jumlah produksi yang tinggi untuk mi instan yang dikemas dan diseduh dalam wadah styrofoam rupanya menggelitik Dr. Hiroshi Hattori, wakil Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang.

Dalam penelitiannya ia mengungkap bahaya residu yang disebabkan oleh kemasan styrofoam. Ditemukan fakta bahwa styrene dimer dan styrene trimer dapat menyebabkan endocrine descriptor (EDC).

Namun, setelah penemuan pertamanya tersebut, isu EDC tak lagi beredar atau digaungkan. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar hasil penelitian lanjutannya tak menemukan bukti pendukung.

Maksudnya, ketika penelitian terhadap penggunaan styrofoam untuk kemasan diulangi, tidak ditemukan hasil efek negatif yang sama seperti sebelumnya.

Pada tahun 1974 keamanan kemasan styrofoam juga dikonfirmasi oleh pusat penelitian di Jepang. Melalui Project Research No. 481064 styrofoam dinyatakan aman untuk digunakan pada makanan cepat hidang dan cepat saji.

Namun pada 1998 terjadi kontroversi efek samping styrofoam. Ada beberapa senyawa yang dikhawatirkan dapat mengganggu sekresi hormonal.

Pada intinya, butuh penelitian lebih lanjut untuk membuktikan secara mendalam soal efek penggunaan styrofoam sebagai bahan kemasan makanan.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi