Gegara Review Buruk, 5 Bisnis Kuliner Ini Tanggung Konsekuensinya

Posted on

Ulasan atau review pelanggan terhadap sebuah bisnis berpengaruh besar. Sampai-sampai banyak yang harus menanggung rugi atas ulasan buruk dari pelanggannya.

Di era digital, ulasan pelanggan di media sosial dan platform review menjadi ancaman maupun angin segar bagi pebisnis kuliner. Satu komentar negatif bisa menyebar luas hanya dalam hitungan jam, memengaruhi persepsi calon pelanggan.

Sebuah review negatif juga bisa menjadi titik balik yang tak terduga. Beberapa pemilik restoran justru mampu memutar keadaan dengan cara unik, transparan, atau penuh humor, sehingga menarik simpati publik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa dampak review buruk tak selalu berujung pada kehancuran bisnis. Seperti kisah beberapa bisnis kuliner yang terpaksa menghadapi review buruk ini.

Berikut ini 5 review buruk yang mengganggu pebisnis kuliner:

Warung makan Nyak Kopsah atau yang dikenal juga sebagai Madun Oseng sempat menjadi sorotan publik setelah menerima beberapa ulasan buruk dari food vlogger. Ulasan tersebut turut berdampak pada reputasi dan omset usahanya.

Menurut pemiliknya, pengalaman panjang membuka warung sejak 1998 sempat hancur karena ulasan negatif tersebut. Sehingga membuat nama baiknya jelek di mata banyak orang, omzet turun drastis, bahkan ia sempat harus berhenti dari beberapa pekerjanya dan menghadapi utang bank.

Bersyukur kini Warung Nyak Kopsah kembali pulih. Hal tersebut juga tak terlepas dari review positif yang diberikan oleh food vlogger lainnya.

Seorang konten kreator asal Malaysia mendapat kritik dari pemilik kedai makanan karena ulasan yang ia berikan dianggap tidak relevan dan kurang pantas. Dalam video yang diunggah akun @ceokakireview, ia mengulas berbagai jajanan di pusat kuliner Kantin Gombak di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam ulasannya, konten kreator itu menyebut saus kerupuk memiliki rasa “asam seperti keringat sopir truk (abang lori)”. Penjualnya tak terima dan khawatir ulasan tersebut membuat pelanggan lain salah paham.

Pemilik kedai, Syahmi Sazali dari Uncle Street Food, kemudian membuat video balasan di akun @unclemistresstfood untuk meluruskan rasa dan karakter saus serta makanan yang dijualnya. Akhirnya, penjual itu juga meminta maaf kepada publik jika ulasan sebelumnya menimbulkan kesalahpahaman.

Seorang pemilik restoran di Great Shelford, Inggris, bernama Jackie Wan mengambil langkah tak biasa dalam menanggapi ulasan buruk yang diterima. Ia merasa banyak kritik yang tidak masuk akal dan fiktif justru merugikan reputasi dan bisnisnya.

Ia memilih membuka rekaman CCTV restoran untuk membuktikan kronologi pelayanan dan makanan yang sebenarnya kepada publik. Jackie menggunakan waktu pada CCTV untuk menunjukkan bahwa tuduhan seperti porsi sedikit atau rasa hambar tidak sesuai dengan kenyataan.

Menurut Jackie, langkah membuka CCTV ini bukan hanya sekadar membela diri. Tetapi juga bagian dari usaha mempertahankan bisnisnya di tengah maraknya ulasan buruk yang bisa menjatuhkan usaha secara cepat.

Restoran steak milik Salt Bae mengalami penurunan keuntungan yang signifikan. Pada tahun 2023 penurunan omzet sebanyak Rp 34,2 Miliar tercatat dari cabangnya di London.

Salah satu faktor yang disebutkan sebagai penyebab utama adalah banyaknya ulasan buruk dari pengunjung. Dilaporkan banyak ulasan buruk dari pengunjung yang mengeluhkan kualitas makanan dan harga yang terlalu tinggi.

Pada situs ulasan seperti TripAdvisor cukup rendah, misalnya berada di posisi jauh di bawah ribuan restoran lain di London, dengan rating rata-rata sekitar 2,5/5. Banyak kritik tertuju pada persepsi bahwa harga yang fantastis tidak diimbangi dengan pengalaman makan yang memuaskan.

Kafe K Tea Cakes justru meraih hasil tak terduga setelah menerima review buruk dari seorang pelanggan di situs TripAdvisor. Pelanggan tersebut mengatakan tempat itu sebagai salah satu kafe terburuk dengan rasa makanan yang tidak enak dan roti yang terasa basi.

Ulasan negatif semacam itu biasanya dianggap merugikan, bahkan dapat mematikan bisnis kecil. Namun pemilik kafe, Caty Jones, memilih untuk menyikapinya dengan cara yang unik dan kreatif.

Alih-alih menyembunyikan atau menghapus ulasan tersebut, Caty justru menjadikannya sebagai bahan promosi. Ia menuliskan di media sosial undangan yang mengatakan, “Datang dan cobalah makanan dari tempat terburuk, menurut Ian T di Google dan TripAdvisor.”

1. Efek Review Buruk Warung Nyak Kopsah

2. Review Buruk dari Konten Kreator

3. Pemilik Resto Tak Terima Direview Buruk

4. Salt Bae Rugi gegara Review Buruk

5. Direview Buruk, Kafe Ini Malah Laris Manis

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Seorang pemilik restoran di Great Shelford, Inggris, bernama Jackie Wan mengambil langkah tak biasa dalam menanggapi ulasan buruk yang diterima. Ia merasa banyak kritik yang tidak masuk akal dan fiktif justru merugikan reputasi dan bisnisnya.

Ia memilih membuka rekaman CCTV restoran untuk membuktikan kronologi pelayanan dan makanan yang sebenarnya kepada publik. Jackie menggunakan waktu pada CCTV untuk menunjukkan bahwa tuduhan seperti porsi sedikit atau rasa hambar tidak sesuai dengan kenyataan.

Menurut Jackie, langkah membuka CCTV ini bukan hanya sekadar membela diri. Tetapi juga bagian dari usaha mempertahankan bisnisnya di tengah maraknya ulasan buruk yang bisa menjatuhkan usaha secara cepat.

Restoran steak milik Salt Bae mengalami penurunan keuntungan yang signifikan. Pada tahun 2023 penurunan omzet sebanyak Rp 34,2 Miliar tercatat dari cabangnya di London.

Salah satu faktor yang disebutkan sebagai penyebab utama adalah banyaknya ulasan buruk dari pengunjung. Dilaporkan banyak ulasan buruk dari pengunjung yang mengeluhkan kualitas makanan dan harga yang terlalu tinggi.

Pada situs ulasan seperti TripAdvisor cukup rendah, misalnya berada di posisi jauh di bawah ribuan restoran lain di London, dengan rating rata-rata sekitar 2,5/5. Banyak kritik tertuju pada persepsi bahwa harga yang fantastis tidak diimbangi dengan pengalaman makan yang memuaskan.

Kafe K Tea Cakes justru meraih hasil tak terduga setelah menerima review buruk dari seorang pelanggan di situs TripAdvisor. Pelanggan tersebut mengatakan tempat itu sebagai salah satu kafe terburuk dengan rasa makanan yang tidak enak dan roti yang terasa basi.

Ulasan negatif semacam itu biasanya dianggap merugikan, bahkan dapat mematikan bisnis kecil. Namun pemilik kafe, Caty Jones, memilih untuk menyikapinya dengan cara yang unik dan kreatif.

Alih-alih menyembunyikan atau menghapus ulasan tersebut, Caty justru menjadikannya sebagai bahan promosi. Ia menuliskan di media sosial undangan yang mengatakan, “Datang dan cobalah makanan dari tempat terburuk, menurut Ian T di Google dan TripAdvisor.”

3. Pemilik Resto Tak Terima Direview Buruk

4. Salt Bae Rugi gegara Review Buruk

5. Direview Buruk, Kafe Ini Malah Laris Manis

Gambar ilustrasi