Dari Sevilla ke Jakarta, Chef Alejandro Garcia Sajikan Hidangan Spanyol Lezat

Posted on

Berangkat dari kota besar di Spanyol, Chef Alejandro Garcia kini memimpin dapur restoran di Jakarta dengan menghadirkan cita rasa asli masakan Spanyol. Begini perjalanan kariernya.

Di balik hidangan daging beraroma asap yang sedap, ada perjalanan panjang lintas negara. Dari dapur keluarga di Sevilla hingga restoran di Jakarta, kisahnya dibangun perlahan.

Bagi Chef Alejandro, memasak bukan sekadar mempelajari teknik atau tren. Setiap hidangan adalah cara memberi rasa hormat pada bahan dan orang yang menikmatinya.

Dengan filosofi api dan adaptasi rasa lokal, ia menghadirkan masakan Spanyol yang membumi. Sebuah perjalanan kuliner yang berangkat dari hati, bukan ego.

Chef Alejandro Garcia lahir dan besar di Sevilla, Spanyol. Kini ia menjabat sebagai Head Chef di ERRE & Urrechu Jakarta. Tugasnya sehari-hari memimpin operasional restoran.

ERRE & Urrechu Jakarta sendiri merupakan restoran Spanyol yang berlokasi di hotel Gran Melia Jakarta di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Perjalanan dapurnya dimulai dari pekerjaan sambilan semasa sekolah. Dari sana, ia justru menemukan panggilan hidupnya di dunia memasak.

“Awalnya saya hanya bekerja untuk mencari uang tambahan,” ujarnya kepada infoFood (10/12). “Tapi di dapur, saya sadar inilah yang ingin saya lakukan seumur hidup.” lanjutnya.

Keputusan besar diambil saat ia masuk Hospitality School Sevilla. Pendidikan itu ditempuh selama 3,5 tahun penuh disiplin.

Selama masa belajar, ia magang di Barcelona, Marbella, dan Tenerife. Ia juga bekerja dengan chef ternama serta hotel bintang lima.

“Saya belajar dari banyak chef dengan karakter berbeda,” katanya. “Lingkungan dan orang-orang itulah yang membentuk cara saya memasak,” lanjut chef Alejandro Garcia.

Kecintaan Chef Alejandro pada makanan berakar dari rumah. Ia tumbuh melihat orang tuanya memasak untuk seluruh keluarga.

Dari dapur kecil itu, ia belajar bahwa makanan adalah bahasa cinta. Memasak bukan soal teknik semata, tapi soal memberi.

“Di dunia kecil bernama rumah, kita bisa memberi banyak kasih lewat masakan. Itu yang selalu saya ingat sampai sekarang,” tuturnya.

Di ERRE & Urrechu, api menjadi pusat segalanya. Api digunakan untuk membakar daging, seafood, hingga sayuran menjadi hidangan istimewa.

Visinya sejalan dengan Chef Iñigo Urrechu, chef owner ERRE & Urrechu, yakni mengutamakan kualitas produk. Api diperlakukan sebagai penghubung manusia dan makanan.

“Api adalah awal dari semuanya,” kata Chef Alejandro. “Api menyatukan orang, seperti halnya makanan dari awal hingga akhir.”

Berpengalaman di Eropa hingga Asia, Chef Alejandro percaya chef harus pintar beradaptasi. Prinsip dasar harus dijaga, tapi rasa lokal dihormati.

Masakan Spanyol tetap hadir, tapi disesuaikan dengan budaya setempat. Bahkan menu klasik dibuat halal tanpa kehilangan jati diri. Hal itulah yang dilakukannya ketika berkarya di Indonesia.

“Kita harus beradaptasi dengan tempat kita berada. Dan jangan percaya pada chef yang tidak memakan masakannya sendiri,” tutupnya.

Berikut ini perjalanan karir chef Alejandro Garcia hingga sampai di dapur ERRE & Urrechu Jakarta:

1. Kerja Sambilan Semasa Sekolah

2. Sekolah Kuliner dan Tempaan Dapur Eropa

3. Masakan sebagai Bentuk Kasih Sayang

4. Hidangan Istimewa di ERRE & Urrechu

5. Adaptasi Rasa dan Prinsip Seorang Chef

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Kecintaan Chef Alejandro pada makanan berakar dari rumah. Ia tumbuh melihat orang tuanya memasak untuk seluruh keluarga.

Dari dapur kecil itu, ia belajar bahwa makanan adalah bahasa cinta. Memasak bukan soal teknik semata, tapi soal memberi.

“Di dunia kecil bernama rumah, kita bisa memberi banyak kasih lewat masakan. Itu yang selalu saya ingat sampai sekarang,” tuturnya.

Di ERRE & Urrechu, api menjadi pusat segalanya. Api digunakan untuk membakar daging, seafood, hingga sayuran menjadi hidangan istimewa.

Visinya sejalan dengan Chef Iñigo Urrechu, chef owner ERRE & Urrechu, yakni mengutamakan kualitas produk. Api diperlakukan sebagai penghubung manusia dan makanan.

“Api adalah awal dari semuanya,” kata Chef Alejandro. “Api menyatukan orang, seperti halnya makanan dari awal hingga akhir.”

3. Masakan sebagai Bentuk Kasih Sayang

4. Hidangan Istimewa di ERRE & Urrechu

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Berpengalaman di Eropa hingga Asia, Chef Alejandro percaya chef harus pintar beradaptasi. Prinsip dasar harus dijaga, tapi rasa lokal dihormati.

Masakan Spanyol tetap hadir, tapi disesuaikan dengan budaya setempat. Bahkan menu klasik dibuat halal tanpa kehilangan jati diri. Hal itulah yang dilakukannya ketika berkarya di Indonesia.

“Kita harus beradaptasi dengan tempat kita berada. Dan jangan percaya pada chef yang tidak memakan masakannya sendiri,” tutupnya.

5. Adaptasi Rasa dan Prinsip Seorang Chef

Gambar ilustrasi