Tren coffee rave mulai hadir di kafe Jakarta. Tren ini menggabungkan DJ, musik, sambil menikmati seduhan kopi spesial. Ini faktanya!
Tren kafe kini tak sekadar kopi dan suasana santai. Konsep baru ‘Coffee Rave’ menggabungkan energi klub malam dengan kopi spesial untuk pengalaman berbeda.
Pada tren ini, pengunjung bisa menikmati DJ, lampu neon, dan kopi premium sekaligus. Musik dan aroma kopi berpadu menciptakan vibe unik yang seru dan Instagramable.
Generasi muda semakin tertarik pada pengalaman sosial tanpa alkohol. Coffee rave hadir sebagai solusi, menghadirkan hiburan, komunitas, dan kopi berkualitas dalam satu tempat.
Tren ‘coffee rave’ lahir sebagai penggabungan budaya klub malam dan kafe siang hari. Suasana klub dibawa ke kafe dengan musik DJ, lampu, dan kopi spesial sebagai minuman pengganti alkohol.
Kafe yang biasanya santai bisa berubah jadi area dansa atau groove sambil menyeruput kopi. Dikutip dari Barista Magazine (21/6) konsep ini mulai muncul di kota‑kota besar seperti London, Los Angeles, Mumbai, New York, lalu menyebar ke Asia‑Pasifik.
Di acara coffee rave, DJ memainkan musik house, afro‑house, techno ringan atau campuran elektronik lain, sementara barista menyajikan kopi spesial, lapor Times of India (23/2/25).
Kopi yang disajikan pun bukan hanya latte biasa, melainkan juga single‑origin, cold brew, matcha latte, atau infusi unik lainnya. Pilihan minuman ini menghadirkan suasana yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang sosial inklusif, aman, dan bebas hangover bagi generasi yang ingin bersosialisasi tanpa harus ke klub malam.
Acara coffee rave kerap diadakan pada siang hingga sore hari, bukannya malam seperti klub yang biasa kita ketahui.
Kafe bakal menata ulang ruangan dengan interior semenarik mungkin. Pengunjung pun tidak harus berpakaian glamor atau mengorbankan waktu tidur malam.
Generasi muda semakin mencari pengalaman sosial yang sehat, bebas alkohol, namun tetap berenergi. Karena itu, ‘Coffee Rave’ menjadi jawaban dan dianggap sebagai solusi terbaik.
Selain itu, tren ‘sober curious’ (ingin sosial tanpa minum alkohol) makin kuat di kalangan Gen Z dan milenial. Ditambah, konsep ini cocok dengan budaya konten media sosial yang mementingkan unsur Instagrammable.
Walau menarik, konsep ini masih baru di banyak kota dan ada yang meragukan apakah akan bertahan atau hanya tren sesaat.
Beberapa barista atau pengamat kopi khawatir fokus coffee rave akan terlalu ke ‘pesta’, sehingga bisa mengabaikan kualitas kopi atau budaya kopi yang lebih dalam.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik tentang ‘Coffee Rave’:
1. Asal-usul Coffee Rave
2. Perkawinan antara Musik, Kopi, dan Komunitas
3. Modalitas & Waktu
4. Alasan Popularitas
5. Tantangan & Masa Depan



Acara coffee rave kerap diadakan pada siang hingga sore hari, bukannya malam seperti klub yang biasa kita ketahui.
Kafe bakal menata ulang ruangan dengan interior semenarik mungkin. Pengunjung pun tidak harus berpakaian glamor atau mengorbankan waktu tidur malam.
Generasi muda semakin mencari pengalaman sosial yang sehat, bebas alkohol, namun tetap berenergi. Karena itu, ‘Coffee Rave’ menjadi jawaban dan dianggap sebagai solusi terbaik.
Selain itu, tren ‘sober curious’ (ingin sosial tanpa minum alkohol) makin kuat di kalangan Gen Z dan milenial. Ditambah, konsep ini cocok dengan budaya konten media sosial yang mementingkan unsur Instagrammable.
Walau menarik, konsep ini masih baru di banyak kota dan ada yang meragukan apakah akan bertahan atau hanya tren sesaat.
Beberapa barista atau pengamat kopi khawatir fokus coffee rave akan terlalu ke ‘pesta’, sehingga bisa mengabaikan kualitas kopi atau budaya kopi yang lebih dalam.
3. Modalitas & Waktu
4. Alasan Popularitas
5. Tantangan & Masa Depan






