Berbekal Master Bisnis dari Inggris, Astari Mantap Buka Bumi Semboja

Posted on

Astari merupakan peraih gelas Master Bisnis dari The University of Manchester, Inggris. Sepulangnya ke Tanah Air, ia memutuskan untuk membuka Bumi Semboja di Bogor.

Saat bekerja di dua perusahaan e-commerce, 2020-2022, terlintas dalam benak Astari Puspa Adrianti untuk membantu para pengusaha UMKM di Tanah Air menembus pasar global. Karena itu ia pun mengikuti tes penerimaan beasiswa dari Kementrian Keuangan, LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), dan berhasil.

Astari diterima untuk kuliah di enam universitas terkemuka di Australia dan Inggris. Ia akhirnya memutuskan mengambil ‘Bisnis dan Manajemen’ di The University of Manchester, Inggris. “Saya berangkat Desember 2022,” kata gadis yang kini berusia 27 tahun itu saat berbincang dengan infofood, Senin (15/6/2025).

Di antara jadwal perkuliahan, tumpukan buku, dan berbagai tugas yang harus dikerjakan ia juga ditantang untuk hidup hemat. Memasak sendiri mau tak mau harus dilakukannya. “Saya belajar masak tomyam, rawon, nasi Hainan, dan lain lain dari Youtube,” ujar Astari mengenang lakon hidupnya diiringi tawa kecil.

Teman-temannya yang singgah ke apartemen memuji masakan olahannya. Dari mereka ada yang menyarankan agar Astari mengikuti bazar di kampus atau di lingkungan sekitar. Saran itu pernah diwujdukan sekali saja. Ia dengan percaya diri berjualan Seafood Saos Padang. Laris manis, dan bikin bahagia tentu saja.

Namun Astari tetap realistis bahwa misi utama dia di Manchester adalah menyelesaikan studi. “Jujur momen itu sangat menyenangkan, tapi saya gak punya waktu leluasa untuk nekad mengulanginya karena harus berbagi dengan kuliah dan mengerjakan tugas-tugas,” tutur alumnus Administrasi Niaga UI, 2020 itu.

Singkat cerita, pada Januari 2024 Astari kembali ke tanah air. Seraya mengikuti tes di sejumah instansi pemerintah maupun swasta, orang tuanya mengabarkan bila rumah warisan uyut mereka di Jalan Semboja Nomor 10 nyaris rampung direnovasi.

Ibunya berpesan agar rumah tersebut harus ‘tetap hidup’ sebagai wujud cinta kepada orang tua. Salah satu alternatifnya adalah dengan menjadikan tempat usaha.

Sebagai Master di bidang Bisnis, Astari merasa termotivasi. Ia yang biasa cuma menjadi penikmat menu-menu di salah satu kedai favoritnya: Ta Wan, tertantang untuk membuat menu dengan cita rasa lebih baik.

Pada Juli 2024 Astari mulai membuka resto di rumah peninggalan kakek buyutnya dengan nama ‘Bumi Semboja’. Lokasinya persis di depan Taman Pendidikan Al-Abror, atau sekitar satu km dari Stasiun Paledang.

“Waktu buka loker (lowongan kerja), saya takjub sekali karena ada lebih dari seribu lamaran yang masuk,” ujarnya antara bangga dan prihatin. “Berarti benar ya di kita itu banyak yang menganggur,” imbuhnya setengah berbisik.

Dengan 11 personel staf yang membantunya, tercatat sekitar 60 menu di Bumi Semboja. Ada menu tradisional seperti Rawon dan Soto Kikil hingga yang kekinian Bubur Lintas Negara, Ubi Crème Brulee yang tengah hype di Jepang, dan Strawberry Matcha Latte yang sedang digemari di Australia. “Agar semua generasi bisa menikmati makanan favorit mereka di satu meja yang sama,” ujarnya.

Sebelum menyantap Soto Kikil, penulis coba menikmati Strawberry Matcha Latte yang menggoda. Rasanya tentu saja unik dan menyegarkan. Stroberi yang manis-asam segar berpadu dengan rasa matcha yang sedikit pahit memberi sensasi yang seimbang.

Untuk bubur, Astari sengaja mengimbuhi kata ‘Lintas Negara’ bukan sekedar untuk gimmick. Kalau bubur mandarin yang gurih khas kedai Ta Wan cuma ditaburi cakwe, ia memperkayanya dengan udang, katsuobushi, dan crispy kalian sebagai toppingnya.

Sementara Ubi Crème Brulee, dia mengganti Satsumaimo yang biasa dipakai di Jepang dengan Ubi Cilembu yang banyak terdapat di Bogor dan Sukabumi. Untuk menghemat proses pemanggangan yang butuh waktu sekitar dua jam, dia mendapat kiriman ubi yang sudah dioven dari pemasoknya. “Jadi kami tinggal memberikan crème dan toping lainnya,” ujar Astari.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi