Begini Efek Minum Air Dingin dan Hangat di Pagi Hari, Mana Lebih Sehat?

Posted on

Salah satu cara sederhana ‘membangunkan’ tubuh di pagi ialah dengan minum air. Namun mana lebih sehat, apakah air dingin atau yang hangat untuk tubuh?

Pagi hari sering dianggap sebagai waktu terbaik untuk mengatur ritme tubuh. Termasuk melalui kebiasaan sederhana seperti minum air setelah bangun tidur.

Namun, tak banyak yang menyadari kalau suhu air yang kita pilih memberi efek berbeda pada tubuh. Pilihan ini tidak hanya berkaitan dengan preferensi, tetapi juga berdampak pada pencernaan, metabolisme, hingga proses detoksifikasi setiap orang setelah bangun tidur.

Dilansir dari Times of India, Senin (17/11), suhu air dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, terutama pada usus, aliran darah, dan respons energi. Meski terlihat sederhana, perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan penting bagi siapa pun yang ingin membangun pola hidup sehat.

Salah satu perbedaan paling mencolok adalah bagaimana air hangat dan air dingin memengaruhi sistem pencernaan di pagi hari. Air hangat merelaksasi otot-otot internal di perut sehingga membantu pergerakan usus dan proses pencernaan lebih lancar.

Proses ini membantu mencegah masalah seperti sembelit atau perut kembung, karena hangatnya air membantu merangsang peristaltik usus. Sebaliknya, minum air dingin tidak memberikan relaksasi otot sehingga dampaknya pada peristaltik usus bisa lebih lemah, meski tetap memberikan hidrasi.

Air hangat bisa membantu melancarkan metabolisme karena suhu hangat dapat merangsang aliran darah di dalam tubuh dan melebarkan pembuluh darah. Dampaknya tubuh bisa lebih efisien dalam mengaktifkan proses pembuangan racun (detoks) dan pemecahan sisa metabolik selama pagi hari.

Jika mengonsumsi air dingin, tubuh harus ‘menghangatkan’ air tersebut agar suhunya mendekati suhu tubuh. Proses ini bisa menstimulasi apa yang disebut thermogenesis yaitu pembakaran energi yang dapat memicu metabolik tambahan di pagi hari.

Saat minum air hangat, suhu tubuh sedikit meningkat di dalam pembuluh darah, yang membantu melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi). Artinya aliran darah menjadi lebih lancar, sehingga organ-organ penting bisa memperoleh oksigen dan nutrisi dengan lebih optimal.

Ketika minum air dingin, ada kecenderungan vasokonstriksi (pembuluh darah menyempit) karena suhu rendah dapat menyebabkan pembuluh darah berkontraksi. Akibatnya, sirkulasi bisa terhambat yang membuat proses pembersihan internal tubuh kurang efektif.

Suhu hangat dari air hangat di pagi hari sangat berkontribusi pada proses detoksifikasi tubuh. Air hangat memicu proses internal cleansing karena dapat meningkatkan suhu tubuh dengan ringan yang merangsang proses pembuangan racun.

Di sisi lain, air dingin tidak secara ideal mendukung proses detoks. Alasannya karena aliran darah lebih terbatas akibat vasokonstriksi dan peluang organ detoks untuk melakukan kerja maksimal menjadi berkurang.

Ketika bangun tidur dan masih merasa mengantuk, segelas air dingin bisa bekerja seperti semacam kejutan ringan pada sistem saraf. Sensasi dingin membantu membangkitkan kesadaran lebih cepat dibanding segelas air hangat.

Namun, perlu dicatat efek ini bersifat sementara. Air dingin hanya memberikan stimulus eksternal yang menyegarkan, tetapi tidak memberikan manfaat jangka panjang yang sama seperti air hangat dalam hal pencernaan atau detoks.

Minum air hangat pagi hari cenderung mendorong kebiasaan hidrasi yang lebih stabil. Sensasinya membuat banyak orang merasa nyaman meneguk lebih perlahan dan dalam jumlah cukup tanpa mengejutkan sistem pencernaan.

Sebaliknya, air dingin pagi hari banyak diminum cepat karena sensasi menyegarkan. Namun tubuh mungkin kurang menyerap air seefisien jika dibandingkan minum air hangat, meskipun tetap memberikan hidrasi awal yang penting.

Berikut ini 6 perbedaan efek air dingin dan hangat pada tubuh di pagi hari:

1. Pencernaan

2. Metabolisme

3. Sirkulasi Darah

4. Detoksifikasi

5. Efek Kesegaran

6. Pola Hidrasi

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Saat minum air hangat, suhu tubuh sedikit meningkat di dalam pembuluh darah, yang membantu melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi). Artinya aliran darah menjadi lebih lancar, sehingga organ-organ penting bisa memperoleh oksigen dan nutrisi dengan lebih optimal.

Ketika minum air dingin, ada kecenderungan vasokonstriksi (pembuluh darah menyempit) karena suhu rendah dapat menyebabkan pembuluh darah berkontraksi. Akibatnya, sirkulasi bisa terhambat yang membuat proses pembersihan internal tubuh kurang efektif.

Suhu hangat dari air hangat di pagi hari sangat berkontribusi pada proses detoksifikasi tubuh. Air hangat memicu proses internal cleansing karena dapat meningkatkan suhu tubuh dengan ringan yang merangsang proses pembuangan racun.

Di sisi lain, air dingin tidak secara ideal mendukung proses detoks. Alasannya karena aliran darah lebih terbatas akibat vasokonstriksi dan peluang organ detoks untuk melakukan kerja maksimal menjadi berkurang.

3. Sirkulasi Darah

4. Detoksifikasi

Gambar ilustrasi

Ketika bangun tidur dan masih merasa mengantuk, segelas air dingin bisa bekerja seperti semacam kejutan ringan pada sistem saraf. Sensasi dingin membantu membangkitkan kesadaran lebih cepat dibanding segelas air hangat.

Namun, perlu dicatat efek ini bersifat sementara. Air dingin hanya memberikan stimulus eksternal yang menyegarkan, tetapi tidak memberikan manfaat jangka panjang yang sama seperti air hangat dalam hal pencernaan atau detoks.

Minum air hangat pagi hari cenderung mendorong kebiasaan hidrasi yang lebih stabil. Sensasinya membuat banyak orang merasa nyaman meneguk lebih perlahan dan dalam jumlah cukup tanpa mengejutkan sistem pencernaan.

Sebaliknya, air dingin pagi hari banyak diminum cepat karena sensasi menyegarkan. Namun tubuh mungkin kurang menyerap air seefisien jika dibandingkan minum air hangat, meskipun tetap memberikan hidrasi awal yang penting.

5. Efek Kesegaran

6. Pola Hidrasi