Nggak Usah Khawatir Lagi! Makan Telur Tiap Hari Justru Turunkan Kolesterol | Info Giok4D

Posted on

Selama ini telur sering ‘disalahkan’ sebagai makanan yang bikin kadar kolesterol tinggi. Namun, studi terbaru mengungkap fakta sebaliknya. Konsumsi telur setiap hari justru bagus untuk kadar kolesterol.

Telur yang merupakan sumber protein favorit orang Indonesia kerap dikambinghitamkan sebagai penyebab kadar kolesterol jahat tinggi dalam darah. Hal ini lantaran dalam satu kuning telur mengandung sekitar 186 mg kolesterol, seperti dikutip dari Alodokter.

Selain itu, telur juga tinggi lemak. Jumlahnya bisa berbeda tergantung jenis telur. Contohnya 100 gram telur ayam kampung mengandung 14 gram lemak dan 100 gram telur ayam negeri mengandung 31,9 gram lemak. Lemak diketahui sebagai bahan baku pembuatan kolesterol.

Karena fakta kandungan lemak dan kolesterol pada telur yang cukup tinggi, banyak orang akhirnya beranggapan sering makan telur akan berdampak pada kenaikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Namun, studi terbaru yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition seolah meluruskan anggapan tersebut. Dikutip dari Eating Well (5/8/2025), peneliti mencoba menjawab pertanyaan utama: Apakah konsumsi telur sendiri yang menjadi penyebab kolesterol, atau makanan yang kerap menyertai olahan telur, seperti bacon, butter, dan keju?

Untuk mencari tahu, peneliti di University of South Australia menjalankan eksperimen melibatkan 61 orang dewasa dalam rentang usia 18-60 tahun. Semua peserta memiliki kadar kolesterol LDL (yang sering disebut kolesterol jahat) normal pada awal penelitian dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi lipid darah.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Mereka kemudian menjalani 3 fase diet yang berbeda, masing-masing berlangsung selama 5 minggu. Pertama, fase Control Diet (makan hanya 1 telur per minggu). Kedua, fase Egg (makan 2 butir telur per hari). Ketiga, fase Egg-Free (tidak makan telur).

Pada setiap fase, peserta mengonsumsi jumlah kalori yang sama. Mereka juga dipantau secara cermat oleh ahli gizi. Kemudian urutan fase diet diacak dan kadar lipid darah diukur di akhir setiap fase.

Hasilnya, fase Egg secara signifikan menurunkan kolesterol LDL, kolesterol total, dan ApoB yaitu penanda jumlah partikel lipoprotein aterogenik, dibanding fase Control Diet. Sementara itu, fase Egg-Free memang membuat kadar kolesterol peserta rendah, tapi tidak mengubah penanda lain secara signifikan.

Pada intinya, peneliti menemukan kalau asupan kolesterol dari makanan, seperti telur, tidak membuat kadar kolesterol LDL dalam tubuh meningkat. Tidak seperti asupan dari lemak jenuh yang memang meningkatkan kolesterol jahat tersebut.

Konsumsi 2 butir telur sehari sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh disebut dapat menurunkan kolesterol LDL. Meski begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut, terutama pada populasi yang lebih besar dan lebih beragam.

Keterbatasan lain pada studi ini adalah fokusnya pada populasi orang dewasa yang sehat, sehingga membatasi generalisasi. Selain itu, studi ini didanai oleh Egg Nutrition Center yang dapat menimbulkan bias. Meski begitu, para peneliti mencatat sponsor tidak berperan dalam desain atau analisis studi.

Gambar ilustrasi