Sempat redup, kopi liberika sendoyan kembali jadi primadona. Kopi asal Kalimantan Barat ini dapat tumbuh subur di tanah bergambut. Bagaimana karakteristiknya?
Indonesia tak kalah soal hasil panen berbagai jenis kopi. Kopi jenis liberika asal Afrika pun kini banyak dibudidayakan oleh petani kopi di Indonesia.
Salah satunya ada kopi liberika sendoyan yang berasal dari Sambas, Kalimantan Barat. Kopi ini dulunya pernah menjadi sumber penghasilan andalan masyarakat setempat.
Aktivitas budidaya kopi liberika sendoyan di Sambas dimulai sejak 1979. Saat itu, hampir seluruh masyarakat memilih untuk menanam jenis kopi tersebut.
Karenanya kopi liberika sendoyan menjadi sumber pendapatan yang cukup besar untuk biaya hidup sehari-hari, selain pohon karet dan lada.
Secara ekonomi, kopi ini memberikan pengaruh besar pada kesejahteraan petani. Namun seiring waktu tergantikan oleh komoditas lain, seperti lada dan kelapa sawit.
Setelah melewati masa jaya sekitar tahun 2000-an, produktivitas kopi liberika sendoyan ini sempat redup. Banyak petani yang beralih menanam lada, karena harganya cukup bagus.
Namun budidaya kopi liberika sendoyan ini kembali digencarkan lewat program Gerakan Tanam Kopi Liberika Sendoyan pada Juni 2023 lalu, lapor Antara.
Gerakan itu digencarkan oleh petani bernama Budi, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Batu Layar Sejahtera, Desa Sendoyan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Program Gerakan Tanam Kopi Liberika Sendoyan rupanya berhasil membuat kopi liberika sendoyan eksis kembali. Permintaan pasar akan kopi tersebut pun sangat tinggi.
Selain itu, petani juga diajarkan bagaimana melakukan pemanasan terhadap komoditas kopi. Misalnya, memproduksi kopi bubuk dalam kemasan dengan merek sendiri.
Bahkan para petani tak bisa menyanggupi seluruh permintaan konsumen saking banyaknya. Harga kopi liberika sendoyan dibanderol sekitar Rp 45.000 – Rp 50.000 per kilogram.
Merawat tanaman kopi jenis ini tidaklah sulit, tapi ekstra hati-hati. Budidaya kopi di Sambas sebagian dilakukan tumpang sari dengan tanaman lain.
Untuk pupuknya menggunakan pupuk organik dari hewan kambing yang dipelihara di sekitar kebun.
Uniknya, tanaman kopi ini dapat tumbuh di tanah bercampur dengan gambut. Kualitas tanah seperti itu rupanya justru cocok untuk pertumbuhan kopi.
Kopi liberika sendoyan banyak diminati karena rendah kafein, sehingga aman untuk lambung. Kopi ini memiliki karakteristik yang unik
Kopinya memiliki cita rasa fruity yang cukup tebal. Selain itu, ada cecapan rasa seperti buah pisang dan nangka. Aromanya harum seperti buah nangka.
Dikutip dari Indonesia.go.id (4/9/23) berikut faktanya:
1. Budidaya kopi sejak 1979
2. Sempat redup
3. Kembali jadi primadona
4. Perawatan kopi liberika sendoyan
5. Karakteristik liberika sendoyan
Program Gerakan Tanam Kopi Liberika Sendoyan rupanya berhasil membuat kopi liberika sendoyan eksis kembali. Permintaan pasar akan kopi tersebut pun sangat tinggi.
Selain itu, petani juga diajarkan bagaimana melakukan pemanasan terhadap komoditas kopi. Misalnya, memproduksi kopi bubuk dalam kemasan dengan merek sendiri.
Bahkan para petani tak bisa menyanggupi seluruh permintaan konsumen saking banyaknya. Harga kopi liberika sendoyan dibanderol sekitar Rp 45.000 – Rp 50.000 per kilogram.
Merawat tanaman kopi jenis ini tidaklah sulit, tapi ekstra hati-hati. Budidaya kopi di Sambas sebagian dilakukan tumpang sari dengan tanaman lain.
Untuk pupuknya menggunakan pupuk organik dari hewan kambing yang dipelihara di sekitar kebun.
Uniknya, tanaman kopi ini dapat tumbuh di tanah bercampur dengan gambut. Kualitas tanah seperti itu rupanya justru cocok untuk pertumbuhan kopi.
Kopi liberika sendoyan banyak diminati karena rendah kafein, sehingga aman untuk lambung. Kopi ini memiliki karakteristik yang unik
Kopinya memiliki cita rasa fruity yang cukup tebal. Selain itu, ada cecapan rasa seperti buah pisang dan nangka. Aromanya harum seperti buah nangka.