Pecel khas Jawa Timur masuk ke dalam kategori salad terenak di dunia versi TasteAtlas. Di balik itu, pecel menyimpan sejarah menarik.
TasteAtlas, situs ensiklopedia kuliner global belum lama ini merilis daftar salad terenak di dunia. Pecel dinobatkan sebagai salah satu jenis salad terenak.
Dalam situs TasteAtlas, pecel khas Jawa Timur menempati urutan ke-8 dengan rating 4,3/5. Pecel terdiri dari sayur-sayuran rebus, seperti kacang panjang, bayam, tauge, dan kol.
Aneka sayuran itu kemudian disajikan dengan bumbu kacang yang gurih, manis, dan ada sensasi pedas. Pecel populer sebagai menu sarapan dan ternyata sudah ada sejak abad ke-9.
Mengutip buku berjudul ‘Babad Tanah Jawi’, diceritakan bahwa Ki Gede Pamanahan beristirahat di Dusun Taji saat melakukan perjalanan ke Tanah Mataram.
Di sana, Ki Ageng Karang Lo menyiapkan jamuan untuk Ki Gede Pamanahan, berupa nasi pecel, daging ayam, dan sayur menir (bayam).
Setelah itu, Ki Gede Pamanahan berkata berkata, “Terima kasih Ki Sanak, hidangannya enak sekali. Saya sungguh berhutang budi pada Ki Sanak. Semoga kelak saya dapat membalasnya,”.
Saat ditanya hidangan yang disajikan itu apa, Ki Ageng Karang Lo menjawab, “Puniko ron ingkang dipun pecel,” yang artinya dedaunan yang direbus dan diperas airnya. Sejak saat itu makanan itu disebut sebagai pecel.
Pecel diprediksi ada sejak abad ke-9. Di beberapa daerah Jawa, khususnya Madiun, pecel memiliki ciri khas, yakni adanya kembang turi sebagai campuran.
Pemerhati kuliner, Wira Hardiyansyah menjelaskan beberapa perkembangan pecel berdasarkan literasi temuannya. Menurutnya, pecel disebutkan dalam Kakawin Ramayana yang ditulis di abad ke-9.
Saat itu, bertepatan dengan era Mataram Kuno atau Mataram Hindu di bawah raja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-930 M).
Lebih lanjut, Wira juga menyebutkan bahwa pecel juga tertulis pada Prasasti Siman dari Kediri yang ditulis tahun 943 M.
Dalam prasasti tersebut disebutkan makanan yang terbuat dari sayuran daun yang direbus dan diolah secara khusus dengan bumbu rempah.