Kisah Kelam Buah Pisang, Jadi Alat Eksekusi dan Simbol Penindasan

Posted on

Buah pisang ternyata memiliki banyak kisah kelam. Buah lembut kaya potasium ini pernah jadi alat eksekusi hingga simbol penindasan.

Pisang dikenal luas sebagai buah yang bergizi, mudah dikonsumsi, dan menjadi sumber energi yang baik sebelum beraktivitas. Namun, di balik kepopulerannya, pisang juga menyimpan sisi gelap dalam sejarah manusia.

Beberapa peristiwa tragis dan kontroversial pernah melibatkan buah ini. Alhasil pisang menjadi simbol penindasan, kekerasan, dan kematian.

Mengutip Listverse (17/06), berikut lima kisah kelam yang tercatat dalam sejarah seputar buah pisang:

Nata Mullick, algojo veteran di Kolkata, India. Ia dikenal sudah melaksanakan 25 eksekusi dalam kurun waktu 65 tahun. Profesi tersebut ia warisi dari ayahnya yang sudah menggantung lebih dari 600 orang sepanjang hidupnya.

Mullick menganggap pekerjaannya sebagai sebuah seni yang membutuhkan keterampilan dan kesiapan mental. Salah satu rahasianya dalam menjalankan eksekusi adalah penggunaan pisang.

Ia mencampurkan pisang yang dihaluskan dengan minyak untuk melumasi tali gantung. Tujuannya agar tali itu licin dan efektif saat digunakan untuk mengesekusi orang-orang.

Ketika masa perbudakan, banyak budak didatangkan ke benua Amerika. Saat itu banyak perkebunan yang menanam pohon pisang, tapi pohon pisang awalnya hanya ditanam sebagai peneduh untuk tanaman lain yang lebih bernilai jual.

Namun, ketika para pemilik perkebunan menyadari bahwa buah pisang mengandung gula alami dan kalium tinggi, mereka melihat potensi lain dari buah ini.

Pisang lalu dimanfaatkan sebagai sumber energi murah atau makanan bagi para budak. Pemberian makan pisang bertujuan mendongkrak produktivitas kerja di ladang tanpa biaya tambahan. Saat itu buah pisang digunakan bukan karena kandungan nutrisi untuk kesehatan, tapi alat untuk menekan biaya eksploitasi.

Salah satu kisah kelam dalam sejarah pisang terjadi pada 1928 di Kolombia. Ribuan pekerja United Fruit Company, perusahaan yang kini dikenal sebagai Chiquita, melancarkan mogok kerja. Mereka menuntut hak atas kondisi kerja yang layak.

Namun, alih-alih mendapat jawaban dari perusahaan, mereka justru dituduh sebagai simpatisan komunis oleh Presiden Kolombia saat itu, Miguel Mendez. Pada 5 Desember, sebanyak 700 tentara dikerahkan ke lokasi protes. Sekitar 1.500 pekerja bersama keluarga berkumpul di alun-alun kota, tanpa mengetahui bahwa atap-atap bangunan telah dipasangi senapan mesin.

Ketika waktu peringatan lima menit habis, rentetan peluru ditembakkan ke arah massa. Hingga kini jumlah korban masih menjadi misteri, tapi diperkirakan mencapai 2.000 jiwa. Peristiwa ini dikenang dengan nama yang ironis, yaitu Banana Massacre.

1. Bahan Pelumas Tali Eksekusi

2. Bahan Bakar Murah untuk Budak

3. Tragedi Pisang Berdarah

Halaman

1

2

Selanjutnya

Simak Video “Video: 3 Rekomendasi Restoran Indonesia di Berlin”
[Gambas:Video 20info]

kisah kelam pisang simbol penindasan eksekusi sejarah pisang tragedi pisang berdarah perbudakan kekerasan banana massacre kulit pisang eksploitasi budak

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi