Kisah Ayam Goreng Widuran nonhalal membuat minyak babi dan gorengan ikut jadi sorotan. Benarkah menggoreng pakai minyak babi menghasilkan makanan yang lebih garing dan gurih? Ini kata 2 chef.
Belakangan netizen ramai membicarakan rumah makan Ayam Goreng Widuran di Solo yang ternyata nonhalal. Pegawai mengungkap unsur nonhalal ada pada kremesan ayam goreng yang digoreng menggunakan minyak babi.
“Kremesan dibuat dari yang nonhalal, dari minyaknya. Kalau untuk yang menggoreng ayam beda minyak, minyak yang dipakai untuk kremes nonhalal. Minyak ini cuma untuk kremesan,” jelas pegawai bernama Nanang.
Beberapa yang sudah pernah makan Ayam Goreng Widuran pun menyebut kremesannya terasa gurih nikmat. Banyak netizen kemudian berspekulasi hal ini karena kremesan digoreng bersama minyak babi.
Lantas benarkah minyak babi bikin hasil gorengan lebih garing dan gurih?
Kepada infofood (27/5/2025), chef Stefu Santoso yang merupakan Executive Chef APREZ Catering & AMUZ Gourmet Restaurant mengungkap minyak babi sejatinya sudah lama dipakai dalam budaya kuliner China.
“Fungsi minyak babi itu lebih untuk membuat makanan menjadi lebih gurih sama lebih wangi, sesuai dengan karakter dari lemak babi itu sendiri (pork fat atau pork lard) yang kalau kita tambahkan ke makanan memang akan jadi lebih gurih dan wangi,” ungkap chef Stefu.
Namun, soal kegurihan, menurut chef Stefu tidak serta merta membuat seseorang bisa mengklaim kalau makanan yang gurihnya lebih kuat berarti dibuat dengan minyak babi. “Gurih itu kan bisa juga karena MSG. Agak sulit sih (membedakan rasa gurih dari pemakaian minyak babi atau MSG),” ujar chef Stefu.
Dari segi tampilan dan tekstur pun, menurutnya, sulit dibedakan antara gorengan yang dibuat menggunakan minyak babi atau tidak.
Chef Stefu menjelaskan, “Sulit dibedakan karena bentuknya sudah tidak kelihatan, kecuali kalau mengenali lemak babi yang digoreng. Nah, itu kelihatan. Biasanya dipakai sebagai topping makanan, seperti mie dengan soya sauce yang populer di Singapura.”
Chef ini juga meluruskan anggapan banyak orang yang mengidentikkan tekstur renyah kremes bisa jadi akibat penggunaan minyak babi. “Kerenyahan kremes itu nggak dipengaruhi minyak babi, tapi masalah pemakaian berapa komposisi air dengan tepungnya,” ujar chef Stefu.
Kremesan bisa dibuat dengan tepung beras, tepung sagu, atau tepung terigu. “Beda semua loh refleksinya. Bukan karena si minyak babinya. Nggak ada urusannya minyak babi (dengan tekstur renyah makanan),” sambung chef Stefu.
Ia menekankan proses menggoreng kremesan lebih berpengaruh pada hasil akhirnya. “Kalau kremes itu harus dibuat dengan minyak yang sangat panas, baru dia bisa jadi kremes yang renyah,” kata chef berpengalaman puluhan tahun ini.
Komentar chef Eddrian soal penggunaan minyak babi pada masakan ada di halaman selanjutnya.