Para ilmuwan menemukan jenis jamur yang mengandung senyawa paling pahit yang pernah ditemukan di dunia. Meski rasa pahitnya ekstrem, tetapi tidak beracun.
Para ilmuwan dari Leibniz Institute for Food Systems Biology dan Leibniz Institute of Plant Biochemistry baru-baru ini mendapatkan temuan baru pada kandungan jamur.
Jamur tersebut dikenal dengan sebutan Amaropostia stiptica yang dijuluki sebagai jamur terpahit di dunia. Dikutip dari Oddity Central (24/04/25) jamur tersebut termasuk jamur liar.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa jamur tersebut biasanya tumbuh di batang dan ranting pohon mati. Jamur itu tumbuh dengan membentuk struktur seperti lempengan kecil yang menonjol keluar dari kayu.
Jamur ini umumnya ditemukan di hutan tropis dan subtropis yang ada di seluruh Eropa, Asia, dan Amerika Utara,. Lapisan tipis, berwarna pucat, dan mengandung senyawa pahit.
Senyawa tersebut disebut oligopolin D, yang menurut para ilmuwan merupakan zat paling pahit di dunia.
Saat menganalisis Amaropostia stiptica, para ilmuwan menemukan tiga senyawa baru, yakni oligoporin D, E, dan, yang dikenal sebagai glikosida triterpena.
Di antara ketiganya, oligoporin D ternyata yang paling menarik, karena rasa pahitnya yang ekstrem. Bahkan sejumlah kecil zat ini sangat merangsang “TAS2R46”, salah satu reseptor rasa pahit pada manusia.
Menurut studi dalam jurnal American Chemical Society, Journal of Agricultural and Food Chemistry, oligopolin D sangat kuat. Bahkan ketika 1 gramnya dilarutkan dalam 16.000 liter air, rasanya masih pahit.
Meskipun begitu, ilmuwan mengatakan bahwa jamur pahit itu tidak beracun sama sekali. Jamu ini tidak dapat dikonsumsi, tetapi sangat berperan penting dalam ekosistem.
Jamur tersebut dapat membantu penguraian materi tanaman dan mendaur ulang nutrisi kembali ke tanah hutan. Temuan ini menunjukkan bahwa rasa pahit bukan sekadar sinyal untuk menjauhkan diri dari makanan.
Namun, juga bisa menjadi alat ilmiah yang membuka pintu menuju pemahaman baru tentang bagaimana rasa membentuk tubuh dan kesehatan kita.