Jelang musim liburan, supermarket ini ketahuan menjual makanan berjamur. Mulai dari cheesecake hingga labu yang berpotensi membahayakan pelanggan.
Menyambut Natal dan Tahun Baru biasanya diwarnai dengan kegembiraan. Persediaan makanan enak juga mendukung suasana jadi lebih meriah.
Sayangnya, sekelompok warga kecewa justru tepat ketika hendak merayakan Natal. Dilansir dari Stomp, (24/12/2025), hal ini kacau gegara kesalahan sebuah supermarket lokal.
Pada 19 Desember 2025, seorang pelanggan bernama Clare mengalami pengalaman mengecewakan setelah membeli Oreo cheesecake dari sebuah supermarket di Lot One Shopping Mall, Singapura. Ketika membuka kemasan di rumah, ia terkejut menemukan bagian kue yang sudah mulai berjamur.
Tidak hanya satu, menurut Clare, saat ia kembali ke outlet tersebut pada hari yang sama, masih terdapat beberapa cheesecake Oreo lain di rak yang tampak serupa. Kejadian ini jelas menunjukkan adanya masalah kualitas pada produk yang dijual.
Clare lantas melaporkan penemuannya akan makanan berjamur kepada pihak toko yang bertugas. Respons dari staf toko pun dinilai kurang memuaskan oleh Clare.
Ia menjelaskan, pihak toko justru mengatakan bahwa produk tersebut memang berasal dari pemasok dan tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pihak toko. Saat ia meminta bertemu dengan manajer untuk membahas masalah ini, staf yang melayaninya mengatakan bahwa manajer sedang cuti.
Selain itu, protesnya hanya diberi kompensasi berupa uang tunai. Tanpa adanya permohonan maaf atau penjelasan yang lebih jelas mengenai langkah yang akan diambil untuk menangani isu tersebut.
Selain kasus cheesecake berjamur, ada juga laporan konsumen menemukan labu organik berjamur di salah satu supermarket di Wisteria Mall. Kejadian ini dilaporkan pada 23 November 2025 oleh pelanggan bernama Tingsley.
Ia mengungkapkan telah melihat produk-produk tersebut muncul beberapa kali sebelumnya. Ia juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap makanan seperti labu yang berjamur ini bisa menjadi sumber keracunan makanan.
Apalagi jika tidak disadari oleh pembeli yang akan mengonsumsinya. Temuan ini semakin dianggap mengkhawatirkan sebab jelang musim liburan.
Diprediksikan banyak pelanggan yang akan memborong makanan tanpa menyadari kualitas makanan karena telah percaya dengan nama supermarket yang didatangi. Hingga saat ini pihak pengawas keamanan pangan setempat masih melakukan investigasi terkait banyaknya laporan yang masuk.






