Kasus Sate Kambing dan Sapi Tercampur Ini Picu Isu Sensitivitas Agama

Posted on

Seorang pelanggan komplain ke gerai sate karena mencampurkan dua jenis daging sate. Yang menyebalkan, kesalahan ini terjadi 2 kali dalam sepekan.

Seorang pelanggan meluapkan kekesalannya terhadap salah satu kedai sate di kawasan kuliner ikonik Lau Pa Sat, Singapura. Ia mengalami kesalahan pesanan daging hingga dua kali dalam sepekan.

Dikutip dari STOMPS (17/12), pelanggan bernama Jassy mengatakan dua insiden itu terjadi dalam rentang empat hari, tepatnya pada 10 dan 14 Desember.

Ia menegaskan kejadian tersebut berlangsung di jam sepi, antara pukul 22.00 hingga tengah malam, saat tidak ada antrean.

“Ini terjadi dua kali dalam minggu yang sama, saat tidak ramai. Pada titik ini, saya tidak percaya ini tidak disengaja,” ujarnya.

Pada 10 Desember, Jassy memesan dua paket sate berbeda, yakni 20 sate ayam dan 5 sate sapi, serta 30 sate ayam dan 15 sate kambing.

Ia mengaku sudah mengulang pesanan dan menekankan agar daging sapi dan kambing dipisahkan. Namun, staf hanya memberikan satu struk pembayaran.

“Saya memang sedang terburu-buru dan tidak langsung mengecek struk. Itu kesalahan saya,” katanya.

Masalah baru diketahui saat ia tiba di rumahnya di Jurong West. Seluruh sate bercampur menjadi satu, dan di struk hanya tercantum ayam serta sapi tanpa kambing.

“Saya sangat terkejut dan marah,” ucapnya. Ia juga kecewa dengan respons pihak stan saat dihubungi.

Menurutnya, solusi yang ditawarkan tidak masuk akal, yakni kembali ke Lau Pa Sat lewat tengah malam atau hanya menerima pengembalian dana sebagian.

“Bagaimana keluarga saya bisa makan? Bagaimana umat Hindu yang tidak makan sapi harus menyantap ini?” katanya.

Jassy, yang beragama Islam, menegaskan isu ini soal rasa hormat. “Kalau ayam dicampur dengan babi dan saya diminta maklum, tentu saya akan sangat marah. Ini soal penghormatan dasar,” tegasnya.

Insiden kedua terjadi pada 14 Desember saat sang pacar memesan sate ayam dan kambing. Namun, struk justru mencantumkan sate sapi.

Ketika diprotes, staf malah tertawa dan berkata, “Kenapa tidak makan sapi? Enak juga.” Jassy menilai ucapan itu sangat tidak sopan. “Pacar saya Hindu. Itu sangat kasar dan tidak bisa diterima,” ujarnya.

Pemilik stan akhirnya mengirimkan permintaan maaf dan memberikan pengembalian dana penuh sebesar Rp 830.000.

Dalam pesannya, pemilik kedai sate menyatakan akan mengevaluasi prosedur internal dan menekankan pentingnya sensitivitas terhadap kebutuhan diet pelanggan.

Namun bagi Jassy, masalahnya bukan soal uang. “Ini tentang rasa hormat. Saya pelanggan yang membayar, bukan meminta makanan gratis,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi