Kelihatannya Enak, Ternyata 7 Menu Restoran Ini Tidak Akan Dipesan Chef baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Saat santap di restoran, beberapa chef punya prinsip yang diyakininya masing-masing. Mereka tidak akan memesan menu ini. Kenapa ya?

Para chef memiliki standar tinggi ketika makan di luar seperti restoran atau kafe. Hal ini karena mereka paham bagaimana dapur restoran bekerja. Mereka tahu persis hidangan apa saja yang sering tidak memenuhi ekspektasi dan sebaiknya tidak dipesan.

Roti pembuka yang disajikan gratis di awal sering tampak segar dan hangat, tetapi chef mengetahui bahwa roti tersebut tidak selalu baru dibuat. Di banyak restoran, roti yang tersisa di meja tamu sebelumnya dapat dihangatkan kembali lalu disajikan ulang. Selain tinggi kalori dan karbohidrat, keranjang roti ini juga berpotensi mengandung kontaminasi silang jika penanganannya tidak benar.

Banyak chef menilai menu sup spesial bukanlah hidangan kreatif, melainkan cara restoran menghabiskan stok bahan yang mendekati tenggat kedaluwarsa. Sup sering dibuat dari berbagai sisa bahan yang masih ada di dapur, sehingga kualitas rasa dan kesegarannya tidak selalu bisa diprediksi.

Dada ayam menjadi menu yang paling mudah mengecewakan. Banyak restoran memasaknya terlalu lama demi alasan keamanan, tetapi hasilnya justru membuat daging menjadi kering dan keras. Chef memahami bahwa hidangan ini sering dipatok harga tinggi, padahal kualitasnya tidak lebih baik dari masakan rumahan.

Executive Chef Eric Duchene memperingatkan agar menghindari ikan yang disajikan bersama bacon. Menurutnya, bacon kadang digunakan untuk menyamarkan bau ikan yang tidak segar.

Ia juga menjelaskan bahwa restoran biasanya memesan seafood pada Kamis malam untuk dijual akhir pekan. Karena tidak ada pengiriman di akhir pekan, hidangan ikan pada hari Senin bisa saja telah disimpan selama empat hari sehingga kualitasnya menurun.

Chef Suhum Jang mengungkap beberapa restoran memanfaatkan sisa bahan dari hidangan lain untuk dijadikan komponen salad. Daun salad yang kualitasnya kurang segar kerap ditutupi dengan penggunaan saus dressing yang banyak atau kuat rasanya.

Selain kualitasnya yang tidak istimewa, harga salad sederhana sering dianggap tidak sepadan dengan bahan yang digunakan, terutama jika terdiri dari sayuran yang rasanya biasa saja.

Hidangan seperti chicken alfredo sering dihindari karena banyak restoran menggunakan saus krim siap pakai yang hanya dipanaskan ulang. Chef Eric LeVine menyebut bahwa saus kental dan penggunaan krim berlebihan sering dipakai untuk menutup kekurangan teknik atau bahan.

Chef Ryan Jones menambahkan bahwa harga menu seperti ini sering terlalu mahal, apalagi jika pasta yang digunakan bukan pasta segar.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Pastry chef Saura Kline menyarankan untuk berhati-hati dengan menu yang mencantumkan kata ‘truffle’. Di restoran non-fine dining, hidangan tersebut biasanya hanya menggunakan truffle oil sintetis, bukan truffle asli.

Minyak ini sering digunakan secara berlebihan dan otomatis meningkatkan harga hidangan, meski kualitas rasanya tidak mencerminkan bahan premium.

Melansir MSN (6/12), berdasarkan pengalaman para profesional, berikut 7 menu yang paling sering chef hindari:

1. Roti Gratis

2. Sup Spesial

3. Dada Ayam

4. Ikan dengan Bacon

5. Salad

6. Pasta dengan Saus Krim

7. Hidangan Berbahan Truffle Oil

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Executive Chef Eric Duchene memperingatkan agar menghindari ikan yang disajikan bersama bacon. Menurutnya, bacon kadang digunakan untuk menyamarkan bau ikan yang tidak segar.

Ia juga menjelaskan bahwa restoran biasanya memesan seafood pada Kamis malam untuk dijual akhir pekan. Karena tidak ada pengiriman di akhir pekan, hidangan ikan pada hari Senin bisa saja telah disimpan selama empat hari sehingga kualitasnya menurun.

Chef Suhum Jang mengungkap beberapa restoran memanfaatkan sisa bahan dari hidangan lain untuk dijadikan komponen salad. Daun salad yang kualitasnya kurang segar kerap ditutupi dengan penggunaan saus dressing yang banyak atau kuat rasanya.

Selain kualitasnya yang tidak istimewa, harga salad sederhana sering dianggap tidak sepadan dengan bahan yang digunakan, terutama jika terdiri dari sayuran yang rasanya biasa saja.

4. Ikan dengan Bacon

5. Salad

Gambar ilustrasi

Hidangan seperti chicken alfredo sering dihindari karena banyak restoran menggunakan saus krim siap pakai yang hanya dipanaskan ulang. Chef Eric LeVine menyebut bahwa saus kental dan penggunaan krim berlebihan sering dipakai untuk menutup kekurangan teknik atau bahan.

Chef Ryan Jones menambahkan bahwa harga menu seperti ini sering terlalu mahal, apalagi jika pasta yang digunakan bukan pasta segar.

Pastry chef Saura Kline menyarankan untuk berhati-hati dengan menu yang mencantumkan kata ‘truffle’. Di restoran non-fine dining, hidangan tersebut biasanya hanya menggunakan truffle oil sintetis, bukan truffle asli.

Minyak ini sering digunakan secara berlebihan dan otomatis meningkatkan harga hidangan, meski kualitas rasanya tidak mencerminkan bahan premium.

6. Pasta dengan Saus Krim

7. Hidangan Berbahan Truffle Oil

Gambar ilustrasi