Seorang siswa di sekolah sakit usai menikmati makan siang gratis program pemerintah di sekolahnya. Setelah dicek, ternyata makanan tersebut sudah berjamur.
Seorang ibu di Christchurch, Selandia Baru, mengungkapkan kekhawatirannya setelah putrinya jatuh sakit usai mengonsumsi makan siang sekolah yang diduga berada dalam kondisi tidak layak.
Insiden ini terjadi di Haeata Community Campus, setelah pihak sekolah menemukan menu makan siang dari program makan siang gratis pemerintah tersaji dalam kondisi berjamur dan berair.
Meski sekolah segera menarik seluruh makanan, beberapa siswa terlanjur memakannya, termasuk Aurora, putri dari Rebecca McKenzie, lapor The Press (2/12).
Rebecca mengatakan putrinya mulai menunjukkan gejala tidak lama setelah mengonsumsi makanan tersebut.
“Dia tidak tampak sehat. Perutnya mual dan demamnya mencapai 39 derajat. Saya berencana membawanya ke dokter,” ungkapnya.
Ia mengaku makanan itu memang tidak terlihat jelas berjamur, tapi tekstur dan rasanya membuat Aurora merasa tidak nyaman.
“Aurora bilang rasanya menjijikkan dan seperti kurang matang. Ini bukan pertama kalinya dia mengeluh soal kualitas makan siang di sekolah,” tambahnya.
Pihak sekolah langsung memberi peringatan kepada orang tua untuk memantau gejala seperti muntah, diare, demam tinggi, dan tanda dehidrasi.
Mereka menegaskan bahwa langkah penarikan makanan dilakukan segera setelah staf mencurigai adanya kontaminasi.
Sementara itu, penyedia layanan makan siang, School Lunch Collective yang bekerja sama dengan Compass Group, menyatakan bahwa mereka tengah melakukan penyelidikan internal mengenai penyebab kontaminasi tersebut.
Kasus ini memicu kemarahan orang tua lainnya. Seorang wali murid, Kalah Balir, mengatakan, “Saya marah dan muak. Ini berbahaya. Tidak seharusnya makanan seperti ini diberikan kepada anak-anak,” tuturnya.
Banyak orang tua mulai mempertanyakan kontrol kualitas dalam program makan siang pemerintah yang dirancang untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah.
Otoritas keamanan pangan Selandia Baru bersama kementerian terkait dilaporkan telah turun tangan untuk menyelidiki lebih jauh.






