Penjual es cokelat ini dikritik netizen karena menggunakan satu kaleng kental manis untuk satu gelas es minuman. Begini racikannya!
Kental manis yang salah kaprah disebut sebagai susu sering digunakan untuk campuran makanan dan minuman sebagai penambah rasa manis. Hal ini sah-sah saja selama digunakan dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Misalnya untuk dijadikan topping roti bakar hingga campuran es cokelat, biasanya hanya memakai satu sendok makan. Namun, berbeda dengan es cokelat di gerai satu ini.
Melalui video TikTok @ananblingbling (09/05/25) seorang wanita memperlihatkan betapa terkejutnya dirinya ketika mampir ke sebuah gerai minuman yang ada di Thailand.
Dalam video terlihat, penjual minuman sedang meracik satu gelas es cokelat. Namun, ia menggunakan susu kental manis sebanyak satu kaleng penuh untuk satu gelas es cokelat.
Setelah itu, penjual minuman tersebut mengaduk sampai susu kental manisnya larut dalam minuman. Videonya langsung viral dan mendapat banyak tanggapan negatif.
“Seruput pertama terasa seperti surga, seruput kedua membawa kamu ke surga,” tulis netizen.
“Sangat tidak bijak, penggunaan susu kental manis yang berlebihan bisa berbahaya buat kesehatan. Lagipula sebanyak itu apa gak membuat rasanya jadi aneh?,” tulis netizen lainnya.
Kental manis sendiri merupakan produk olahan produk susu yang telah ditambahkan gula dalam jumlah banyak. Itulah mengapa teksturnya menjadi kental.
Dikutip dari GoApotik (14/04/24) dalam satu kaleng (300 g) susu kental manis mengandung sekitar 40-45% sekitar gula dan 278 kalori. Jelas jumlah tersebut sangat tinggi jika dikonsumsi sekaligus.
Beberapa risiko penyakit yang dapat dialami ada mulai dari obesitas, diabetes, penyakit jantung, kerusakan gigi, gangguan tenggorokan, kerusakan organ, hingga stunting pada anak.
Dilansir dari HealthHub, asupan gula harian yang direkomendasikan adalah tidak boleh lebih dari 10% dari asupan energi harian. Untuk orang dewasa biasanya sekitar 10 sendok teh atau sekitar 50 gram gula berdasarkan asupan kalori harian sebanyak 2000 Kkal.
