4 Fakta Basreng Indonesia yang Disita Taiwan gegara Pengawet Berlebih | Info Giok4D

Posted on

Satu ton baso goreng (basreng) asal Indonesia ditahan pemerintah Taiwan. Dituduh gegara kandungan pengawet berlebih, begini faktanya.

Camilan bakso goreng atau basreng asal Indonesia ditahan otoritas Taiwan Food and Drug Administration (TFDA). Hal tersebut lantaran penemuan pengawet jenis Asam Benzoat dengan kadar yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

Peristiwa ini mencuat ketika TFDA mencatat dua kiriman besar produk basreng, salah satunya sekitar 1.008 kilogram yang masuk dan kemudian ditahan karena hasil uji menunjukkan pengawet yang tak diizinkan untuk jenis makanan tersebut. Kabar ini menjadi sorotan industri camilan lokal di Indonesia, tak hanya karena soal rasa atau tren, tapi soal standar keamanan pangan dan ekspor.

Merujuk pada popularitasnya di Indonesia sendiri, basreng seolah sudah menjadi camilan comfort food bagi masyarakat lokal. Dipasarkan dalam bentuk kemasan, ada beberapa fakta unik dibalik basreng yang ditahan TFDA.

Basreng, singkatan dari bakso goreng, lahir sebagai ide sederhana pedagang bakso di Jawa Barat, khususnya Bandung. Para penjual mencoba menggoreng potongan bakso agar tahan lebih lama dan punya tekstur renyah.

Dari gerobak kaki lima, basreng cepat menyebar karena rasanya gurih, mudah dimakan, dan bisa divariasikan dengan bumbu pedas, keju, atau daun jeruk. Seiring waktu, basreng berubah dari jajan jalanan menjadi ikon kuliner lokal di Jawa Barat.

Meski terkesan sederhana, asal-usul basreng merefleksikan budaya street food Indonesia cepat beradaptasi, mudah dimodifikasi, dan siap menjadi tren baru ketika viral di media sosial. Sehingga tak heran jika kini permintaan pasarnya mulai merambah pasar internasional.

Dalam dekade terakhir basreng melejit, bukan hanya sebagai jajanan malam di sekitar kampus atau perkantoran, melainkan juga sebagai camilan yang dicari lewat platform belanja online. Popularitas itu juga ditopang oleh konten viral seperti review, tantangan rasa pedas, dan kreasi resep membuat basreng kian marak dilakukan.

Hingga akhirnya basreng yang awalnya dijajakan sebagai camilan kiloan, kini diproduksi lebih serius. Banyak basreng-basreng kemasan yang hadir lebih menarik perhatian.

Sebagai sebuah camilan kemasan, tentu ada perubahan racikan agar membuat basreng lebih awet dalam proses pendistribusian. Salah satunya penambahan pengawet yang lantas membuat basreng ditahan oleh TFDA.

Pada akhir Oktober 2025, otoritas Taiwan (TFDA) melaporkan penahanan beberapa kiriman produk berlabel “Basreng Cracker” asal Indonesia. Salah satu pengiriman terdahulu tercatat sebanyak 1.008 kilogram dan hasil pengujian menunjukkan kandungan asam benzoat sekitar 0,93 gram per kilogram yang menurut TFDA tidak sesuai regulasi untuk jenis produk itu sehingga barang dikembalikan atau dimusnahkan.

Dilansir dari infoHealth, (30/10), adapun produk yang ditahan berasal dari Isya Food, produsen asal Indonesia yang diimpor oleh Taiwan melalui Taiwan Sheba Enterprise Co. Pada dua produk yang berbeda Bakso goreng dan Bakso goreng gurih ditemukan konsentrasi asam benzoat 0,05 gram per kilogram dan 0,02 gram per kilogram.

Kandungan zat tersebut tidak termasuk dalam bahan tambahan yang diizinkan Standar spesifikasi, Cakupan, Penerapan, dan Batasan Bahan Tambahan Pangan Taiwan. Bahkan kedatangan produk tersebut dinilai melanggar Undang-Undang Keamanan dan Sanitasi Pangan.

Jika merujuk pada peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, penggunaan asam benzoat diatur pada Peraturan BPOM Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet Benzoat.

Batas maksimum penambahan benzoat tergantung variasi jenis pangan yang diproduksi. Pada minuman ringan seperti kopi, teh, dan susu kedelai asam benzoat boleh digunakan hingga maksimal 600 miligram per kilogram, begitu pula dengan beberapa produk makanan kemasan lain yang ditetapkan pada jumlah yang sama.

Pembatasan ini dibuat untuk mencegah risiko kesehatan, termasuk potensi keracunan akibat konsumsi berlebihan. Mengingat penggunaan asam benzoat sebagai pengawet makanan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menimbulkan masalah kesehatan dan reaksi alergi pada konsumen yang sensitif.

Berikut ini 4 fakta basreng yang ditahan TFDA dilansir dari berbagai sumber:

1. Asal Usul Basreng

2. Peredaran Basreng Kemasan

3. Ditahan Otoritas Taiwan

4. Regulasi Penggunaan Asam Benzoat

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Pada akhir Oktober 2025, otoritas Taiwan (TFDA) melaporkan penahanan beberapa kiriman produk berlabel “Basreng Cracker” asal Indonesia. Salah satu pengiriman terdahulu tercatat sebanyak 1.008 kilogram dan hasil pengujian menunjukkan kandungan asam benzoat sekitar 0,93 gram per kilogram yang menurut TFDA tidak sesuai regulasi untuk jenis produk itu sehingga barang dikembalikan atau dimusnahkan.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Dilansir dari infoHealth, (30/10), adapun produk yang ditahan berasal dari Isya Food, produsen asal Indonesia yang diimpor oleh Taiwan melalui Taiwan Sheba Enterprise Co. Pada dua produk yang berbeda Bakso goreng dan Bakso goreng gurih ditemukan konsentrasi asam benzoat 0,05 gram per kilogram dan 0,02 gram per kilogram.

Kandungan zat tersebut tidak termasuk dalam bahan tambahan yang diizinkan Standar spesifikasi, Cakupan, Penerapan, dan Batasan Bahan Tambahan Pangan Taiwan. Bahkan kedatangan produk tersebut dinilai melanggar Undang-Undang Keamanan dan Sanitasi Pangan.

Jika merujuk pada peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, penggunaan asam benzoat diatur pada Peraturan BPOM Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet Benzoat.

Batas maksimum penambahan benzoat tergantung variasi jenis pangan yang diproduksi. Pada minuman ringan seperti kopi, teh, dan susu kedelai asam benzoat boleh digunakan hingga maksimal 600 miligram per kilogram, begitu pula dengan beberapa produk makanan kemasan lain yang ditetapkan pada jumlah yang sama.

Pembatasan ini dibuat untuk mencegah risiko kesehatan, termasuk potensi keracunan akibat konsumsi berlebihan. Mengingat penggunaan asam benzoat sebagai pengawet makanan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menimbulkan masalah kesehatan dan reaksi alergi pada konsumen yang sensitif.

3. Ditahan Otoritas Taiwan

4. Regulasi Penggunaan Asam Benzoat

Gambar ilustrasi