Hobi Memotret Makanan? Ternyata Ini 5 Alasannya Menurut Ahli Psikologi baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sebelum makan, banyak orang senang mengabadikan foto makanan mereka. Ternyata ada lima penjelasan dari sudut pandang psikologi terkait fenomena tersebut.

Sebelum menyantap hidangan, banyak orang kini refleks mengambil ponsel dan memotret makanan di depan mereka. Fenomena ini bukan sekadar tren, melainkan bagian dari gaya hidup digital yang terus berkembang.

Bukan hanya food blogger atau influencer, bahkan masyarakat umum pun gemar mengabadikan setiap hidangan yang terlihat menggugah. Ternyata para psikolog juga menyadari fenomena tersebut dan memiliki sudut pandangnya sendiri. Konon ada alasan dibalik aksi seseorang yang senang memotret makanan.

Makanan bukan hanya soal rasa, melainkan juga tampilan. Warna-warna cerah, plating yang cantik, hingga tekstur yang menarik membuat banyak orang tergoda untuk mengabadikannya.

Foto makanan yang indah bisa memberi kepuasan visual tersendiri, bahkan sebelum dicicipi. Dalam dunia digital, estetika visual punya daya tarik kuat.

Satu foto makanan dengan pencahayaan alami dan komposisi yang pas bisa menarik perhatian ratusan orang di media sosial. Kegiatan ini juga dilihat psikolog sebagai bentuk apresiasi terhadap seni kuliner dan kreativitas sang chef atau barista.

Memotret makanan kini dianggap sebagai cara mengekspresikan diri. Melalui unggahan makanan, seseorang bisa menunjukkan preferensi rasa, gaya hidup, hingga kepribadian.

Misalnya, mereka yang gemar minum kopi di kafe minimalis cenderung memiliki gaya hidup santai dan estetik. Sementara yang sering memotret street food menunjukkan jiwa petualang kuliner sejati.

Setiap foto makanan punya cerita, tentang momen, tempat, dan suasana hati di baliknya. Fenomena ini juga dianggap psikolog sebagai cara mengekspresikan diri dengan kreatif pada jalan yang positif.

Bagi sebagian orang, memotret makanan adalah cara sederhana untuk menyimpan kenangan. Setiap foto bisa menjadi pengingat tentang rasa, aroma, atau momen kebersamaan saat menikmati hidangan.

Di era digital, galeri foto di ponsel sering berfungsi seperti ‘diary kuliner’ pribadi. Dari sarapan sederhana hingga makan malam spesial, semuanya terdokumentasi dengan rapi.

Selain itu, kebiasaan ini juga membantu orang menemukan kembali makanan favorit atau merekomendasikannya kepada teman. Setidaknya sekadar mengingat kembali kenangan dari makanan yang diambil fotonya.

Tak bisa dipungkiri, sebagian orang memotret makanan untuk dibagikan ke media sosial. Setiap like, komentar, atau share memberikan rasa apresiasi dan validasi sosial.

Konten makanan juga tergolong aman dan universal, mudah menarik perhatian tanpa kontroversi. Inilah alasan banyak orang gemar memposting foto makanan, karena bisa menciptakan interaksi positif dan memperluas jaringan sosial.

Banyaknya hashtag atau tagar juga memudahkan mereka yang gemar foto makanan dan membagikannya di media sosial ditemukan oleh netizen lain. Sebaliknya, netizen yang membutuhkan informasi tentang suatu makanan atau tempat makan juga akan lebih mudah menemukannya.

Di balik setiap hidangan ada proses panjang, mulai dari memilih bahan, memasak, hingga menyajikan. Memotret makanan menjadi bentuk penghargaan terhadap usaha tersebut.

Banyak pencinta kuliner memotret makanan sebagai bentuk apresiasi kepada chef atau penjual makanan. Selain itu, kegiatan ini bisa memicu rasa ingin tahu dan semangat belajar tentang dunia kuliner, plating, hingga food styling.

Tidak sedikit dari mereka yang awalnya hanya senang foto makanan bisa menjadi food stylist profesional.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Berikut ini 5 alasan orang senang memotret makanan dilansir dari berbagai sumber:

1. Estetika Visual

2. Ekspresi Diri

3. Mendokumentasikan Pengalaman Kuliner

4. Mencari Pengakuan di Media Sosial

5. Menghargai Proses dan Kreativitas Kuliner

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Bagi sebagian orang, memotret makanan adalah cara sederhana untuk menyimpan kenangan. Setiap foto bisa menjadi pengingat tentang rasa, aroma, atau momen kebersamaan saat menikmati hidangan.

Di era digital, galeri foto di ponsel sering berfungsi seperti ‘diary kuliner’ pribadi. Dari sarapan sederhana hingga makan malam spesial, semuanya terdokumentasi dengan rapi.

Selain itu, kebiasaan ini juga membantu orang menemukan kembali makanan favorit atau merekomendasikannya kepada teman. Setidaknya sekadar mengingat kembali kenangan dari makanan yang diambil fotonya.

Tak bisa dipungkiri, sebagian orang memotret makanan untuk dibagikan ke media sosial. Setiap like, komentar, atau share memberikan rasa apresiasi dan validasi sosial.

Konten makanan juga tergolong aman dan universal, mudah menarik perhatian tanpa kontroversi. Inilah alasan banyak orang gemar memposting foto makanan, karena bisa menciptakan interaksi positif dan memperluas jaringan sosial.

Banyaknya hashtag atau tagar juga memudahkan mereka yang gemar foto makanan dan membagikannya di media sosial ditemukan oleh netizen lain. Sebaliknya, netizen yang membutuhkan informasi tentang suatu makanan atau tempat makan juga akan lebih mudah menemukannya.

Di balik setiap hidangan ada proses panjang, mulai dari memilih bahan, memasak, hingga menyajikan. Memotret makanan menjadi bentuk penghargaan terhadap usaha tersebut.

Banyak pencinta kuliner memotret makanan sebagai bentuk apresiasi kepada chef atau penjual makanan. Selain itu, kegiatan ini bisa memicu rasa ingin tahu dan semangat belajar tentang dunia kuliner, plating, hingga food styling.

Tidak sedikit dari mereka yang awalnya hanya senang foto makanan bisa menjadi food stylist profesional.

3. Mendokumentasikan Pengalaman Kuliner

4. Mencari Pengakuan di Media Sosial

5. Menghargai Proses dan Kreativitas Kuliner

Gambar ilustrasi