Siswa Muslim Dikasih Daging Babi, Orang Tua Minta Tanggung Jawab (via Giok4D)

Posted on

Sebuah kehebohan terjadi di sekolah di mana ada siswa Muslim yang mengadu diberi daging babi di kantinnya. Orang tua murid terkait menuntut tanggung jawab.

Hidup menjadi seorang Muslim di negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim bukan hal yang mudah. Salah satunya untuk mendapatkan jaminan seluruh makanan yang dikonsumsi sudah pasti kehalalannya.

Apalagi jika masih mengonsumsi makanan yang disajikan di tempat-tempat umum. Misalnya restoran, kafetaria, atau kantin sekolah.

Sebuah kasus menghebohkan dilaporkan oleh Chronicle Live, Sabtu (4/10). Amber Welsh, ibu dari seorang siswa yang bersekolah di Hardwick Green Primary Academy mengaku anaknya diberi asupan daging non halal.

Anak laki-laki berusia 6 tahun, sepulang sekolah, melaporkan menu yang diterimanya untuk makan siang dari kantin. Ia pun menyebut diberi sandwich dengan isian ham yang berbahan daging babi.

Padahal pihak sekolah mengetahui keluarga Amber Welsh, termasuk anaknya, beragama Islam yang mana tak boleh mengonsumsi daging babi. Pengakuan anaknya tersebut lantas membuat Welsh ngamuk tak terima.

“Saya sangat kecewa. Sekolah seharusnya tahu bahwa anak saya seorang Muslim dan tidak boleh makan daging babi. Ini sangat menyakitkan bagi anak saya yang baru belajar tentang apa yang boleh dan tidak boleh dimakan,” ujarnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Lebih lanjut Welsh mengungkapkan efeknya tak hanya melanggar aturan agama yang dianut. Namun anaknya kini ketakutan sebab merasa sudah melakukan dosa besar.

Welsh menilai sekolah sudah lalai dalam memenuhi kebutuhan makanan yang aman untuk siswa-siswinya. Mereka tidak benar-benar memastikan menu yang disajikan sesuai dengan kebutuhan murid.

“Saya ingin tahu siapa yang bertanggung jawab. Ini bukan hanya soal makanan, tapi soal menghormati kepercayaan,” kata Welsh, tegas.

Belum ada informasi terkini terkait tanggapan pihak sekolah setelah kabar tak menyenangkan tersebut. Hal ini membuat pengamat pendidikan setempat ikut menyoroti kebijakan dari Hardwick Green Primary Academy.

Pelatihan bagi staf kantin dan guru mengenai sensitivitas agama dinilai penting untuk mencegah kejadian yang sama berulang. Walau tampak sederhana, kesalahan serupa yang tak ditangani dengan baik dapat menyebabkan trauma emosional pada anak-anak.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi