Wow! Jejak Bakteri Mentega Berusia 130 Tahun Baru Ditemukan

Posted on

Ilmuwan menemukan bakteri mentega berusia 130 tahun di Universitas Kopenhagen. Temuan ini sekaligus mengungkap sejarah fermentasi susu sejak abad ke-19.

Tren kuliner yang hari ini terjadi sebenarnya tidak terlepas dari apa yang dilakukan nenek moyang ratusan tahun lalu. Seiring berkembangnya zaman, metode masak dan penyajian makanan hanya disempurnakan saja.

Hal ini terbukti dari penemuan fosil-fosil makanan yang bahkan sudah terkubur sejak ribuan tahun yang lalu. Baru-baru ini sekelompok peneliti juga mengungkapkan telah menemukan bakteri makanan dengan usia ratusan tahun.

Dilansir dari Popsci, Senin (15/9), para ilmuwan Denmark menemukan bakteri asam laktat atau lactic acid bacteria. Kondisinya hampir utuh dengan usia yang sudah tua.

Saat ditemukan, bakteri yang seharusnya disimpan dalam kondisi lembap ini sudah hampir menyerupai bubuk putih biasa. Bakteri tersebut disimpan dalam dua botol kecil yang tersimpan di gudang bawah tanah Universitas Kopenhagen, Denmark.

Setelah ditemukan, para peneliti membawanya ke laboratorium untuk diteliti lebih dalam. Hasilnya bakteri ini memiliki usia 130 tahun, tak heran jika kondisinya sudah kering.

Diduga dahulu bakteri ini dimanfaatkan sebagai kultur untuk memproduksi mentega maupun susu fermentasi pada abad ke-19. Kelompok peneliti yang memecahkan kasus ini ialah para mikrobiolog dari Universitas Kopenhagen bernama Jorgen Leisner, Dennis Sandris, dan Nathalia Brichet.

“(Penemuan) ini menunjukkan di masa lalu, mereka juga memiliki bakteri yang digunakan untuk memfermentasikan produk susu seperti yang kita gunakan hari ini,” ujar Dennis Sandris.

Dalam pemeriksaan di laboratorium, ditemukan bakteri ini memiliki nama ilmiah Lactococcus cremoris. Jenis bakteri tersebut hingga sekarang masih digunakan untuk membuat produk susu fermentasi seperti yogurt atau kefir.

Hasil penemuannya menjadi menarik perhatian setelah sekelompok peneliti tersebut menerbitkannya melalui jurnal. Bertajuk International Dairy Journal, bakteri ini melengkapi catatan para peneliti tersebut.

Para peneliti menggunakan teknologi sekuensing DNA modern untuk mengidentifikasi gen-gen yang ada di dalamnya. Termasuk untuk melihat apakah ada bakteri yang tidak diinginkan (patogen) dari lingkungan eksternal yang terbawa.

“Secara menyeluruh, isi dari botol terbukti memiliki standar olahan produk susu seperti yang digunakan keluarga peternak moden untuk menjaga susu mereka. Tetapi juga menunjukkan bagaimana kondisi higienitas pada masa itu tetap berbeda dengan hari ini,” lanjut Sandris.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi