Kegagalan yang dialami pria ini justru membawanya kepada kesuksesan lebih besar. Pria itu awalnya ingin menjadi seorang teknisi di Prancis, tetapi berujung menjadi penjual roti yang laris.
Terkadang pekerjaan impian beberapa orang tidak dapat terwujud. Sebagian orang mungkin akan terus mengejarnya, tetapi sebagian lain berpikir untuk berpindah haluan.
Rupanya kegagalan dan rencana yang berubah ini tidak selamanya buruk. Bisa jadi hal tersebut justru membawa kesuksesan lebih besar, seperti dialami oleh penjual kue asal Siangapura di Prancis ini.
Sosok bernama Ewan pertama kali pindah ke Prancis pada usia 28 tahun. Ia tinggal bersama istrinya yang memang orang asli negara tersebut.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Ewan memiliki rencana bekerja sebagai teknisi atau insinyur di Prancis. Sayangnya hal tersebut tidak mudah karena Ewan tidak bisa menemukan pekerjaan tersebut.
Pria yang saat ini berusia 51 tahun itu tidak memaksakan diri untuk mengejar keinginannya. Ia justru memutuskan beralih jalan, menekuni bidang lain yang sangat berbeda dari sebelumnya, lapor tnp.sg pada Sabtu, (6/9/2025).
Ewan memilih untuk mendaftar kursus kue. Namun kursus tersebut tidaklah mudah. Ia perlu kerja sambilan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan kursus ini.
Pria tersebut lalu menemukan pekerjaan di sebuah toko roti di Lyon. Dua tahun kemudian, ia memutuskan untuk pindah ke Saint-Robert, sebuah desa terpencil berjarak sekitar dua jam dari Toulouse.
Pindah ke desa terpencil justru menjadi awal kesuksesannya. Ia berhasil mengambil alih satu-satunya toko roti di desa tersebut, bernama Le Fournit de Saint-Roberts. Kini sudah 19 tahun Ewan berlatih untuk menjadi sous chef di Prancis.
Kisahnya ini menjadi viral usai diunggah oleh TikTok @saysotcom. Pria tersebut terlihat sangat bekerja keras, menggunakan oven kayu tradisional untuk memanggang beberapa roti klasik Prancis.
Setiap hari ia memulai persiapan sejak pukul 02.30 pagi. Rutinitas ini telah dilakukan selama 18 tahun terakhir.
Ewan mengaku awalnya orang-orang di desa tersebut terkejut melihat wajah Asia di sana. Roti juga telah menjadi bagian penting orang-orang Prancis. Ia pun perlu menghadapi tantangan agar bisa membuat roti enak yang sesuai dengan cita rasa orang Prancis. Proses pembuatannya perlu hati-hati untuk menghormati tradisi.
Dengan ketekunan dan keahliannya dalam membuat roti, Akhirnya Ewan bisa memenangkan hati penduduk desa.
“Saya pikir saya membuat roti yang enak, itulah sebabnya mereka menyukai saya,” Jelas Ewan.
Selain tantangan terhadap ekspektasi pelanggan, ia juga perlu menghadapi tantangan lain. Terkadang dirinya harus rela tidur kurang dari empat jam sehari, terutama saat musim liburan musim panas.
Dia juga memuji sebagian besar kesuksesan toko rotinya disebabkan oleh kerjasama baik antara ia dan timnya.
Ewan tidak hanya melayani 300 penduduk Saint-Robert, tetapi juga pelanggan dari kota sekitarnya. Bahkan masyarakat kota Prancis yang liburan ke daerah tersebut sering membeli roti buatannya.