5 Nama Kuliner Tradisional yang Kelewat ‘Jorok’, Tak Hanya Kontol Kejepit!

Posted on

Beberapa kuliner tradisional Indonesia memiliki nama berkonotasi ‘jorok’ dan porno. Tak hanya kontol kejepit, tapi ada juga peli kipu hingga wedang pejuh!

Indonesia terkenal dengan deretan kuliner tradisionalnya yang unik. Tak hanya dari segi sejarah atau bahan pembuatannya, tapi juga penamaannya yang tidak biasa.

Beberapa bahkan memiliki konotasi ‘jorok’ sehingga bikin orang yang belum tahu bakal berpikir keras mencernanya. Contohnya kontol kejepit yang tengah jadi primadona di Pasar Kangen Jogja.

Merangkum berbagai sumber, ini 5 nama kuliner tradisional yang kelewat ‘jorok’:

Di Taman Budaya Yogyakarta, Gondomanan saat ini sedang berlangsung Pasar Kangen 2025. Dikutip dari infoJogja (19/9), salah satu daya tarik utama di pasar ini adalah kue kontol kejepit atau tolpit yang mulai jarang ditemui.

Secara harfiah, nama ‘kontol kejepit’ berarti ‘alat kelamin pria yang terjepit’. Nama ini konon merujuk pada bentuk kue khas Bantul, Jogja ini.

Pada dasarnya, kue kontol kejepit dibuat dari adonan mirip cucur, tapi dengan gula Jawa. Rasanya manis legit dengan tekstur empuk. Momo, salah seorang penjual kue kontol kejepit asal Bantul mengatakan keberadaan kue inikini semakin langka. Makanan ini hanya ditemukan di Bantul saja, itupun di pasar-pasar tradisional.

Memek identik dengan sebutan untuk alat kelamin perempuan. Namun memek dari Pulau Simeulue, Aceh adalah panganan serupa bubur. Nama ‘memek’ diambil dari bahasa Aceh ‘mamemek’ yang berarti ‘mengunyah beras’.

Konon nenek moyang di Aceh mengunyah-ngunyah beras ketan yang dicampur dengan pisang sehingga muncul istilah mamemek. Kini makanan yang telah dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) ini dikenal dengan sebutan memek.

Bahan utama memek antara lain beras ketan, pisang, santan, garam, dan gula. Pisang ditumbuk kasar, sementara beras digongseng. Setelah itu, semua bahan tadi dicampur menjadi satu. Memek pun siap disantap.

Peli kipu dalam bahasa Jawa diartikan sebagai ‘kelamin pria yang kotor’. Hal ini konon merujuk pada bentuk kue kering asal Solo tersebut. Bentuknya memanjang dengan penambahan wijen di bagian luarnya.

Orang Jawa disebut ogah sulit dalam hal penamaan barang, akhirnya asal memberi nama kue tersebut. Seperti yang disampaikan sejarawan asal Solo, Heri Priyatmoko. Dikutip dari infoJateng (20/2/2022), ia berujar, “Orang Jawa memang pada prinsipnya gampang menamakan suatu barang atau makanan dari apa yang pernah dilihatnya.”

Peli kipu punya sebutan lain mancho. Selain di Solo, kue ini juga acap ditemukan di bagian Jawa Tengah lain dan Jawa Timur. Ciri khasnya memiliki tekstur renyah kopong dengan rasa manis legit. Bahan utamanya adalah tepung ketan dan gula.

Dari Kudus, Jawa Tengah, ada wedang pejuh. Dalam bahasa setempat, pejuh adalah sebutan untuk sperma yang dikeluarkan oleh pria ketika ejakulasi.

Nama ‘pejuh’ disematkan karena tampilan wedang ini keruh dan putih. Bahan utamanya merupakan jeruk bali, susu kental manis, dan berbagi rempah. Wedang pejuh biasanya dinikmati hangat. Banyak yang percaya kalau minuman ini berkhasiat untuk kesehatan.

Nama makanan ‘jorok’ lainnya adalah peler bedebu. Namanya memang berarti ‘alat kelamin pria yang berdebu’, tapi sebenarnya berupa panganan manis gurih dan nikmat.

Bahan utama pembuatannya adalah ubi yang ditumbuk lalu dicampur tepung sagu. Adonan ini kemudian diisi gula merah dan dimasak dengan cara dikukus sampai matang. Setelah matang, baru diberi taburan kelapa parut. Konon Peler Bedebu sudah ada sejak tahun 1970an, merupakan makanan khas Kepulauan Seribu, Jakarta.

1. Kontol kejepit

2. Memek

3. Peli Kipu

4. Wedang Pejuh

5. Peler Bedebu

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Peli kipu dalam bahasa Jawa diartikan sebagai ‘kelamin pria yang kotor’. Hal ini konon merujuk pada bentuk kue kering asal Solo tersebut. Bentuknya memanjang dengan penambahan wijen di bagian luarnya.

Orang Jawa disebut ogah sulit dalam hal penamaan barang, akhirnya asal memberi nama kue tersebut. Seperti yang disampaikan sejarawan asal Solo, Heri Priyatmoko. Dikutip dari infoJateng (20/2/2022), ia berujar, “Orang Jawa memang pada prinsipnya gampang menamakan suatu barang atau makanan dari apa yang pernah dilihatnya.”

Peli kipu punya sebutan lain mancho. Selain di Solo, kue ini juga acap ditemukan di bagian Jawa Tengah lain dan Jawa Timur. Ciri khasnya memiliki tekstur renyah kopong dengan rasa manis legit. Bahan utamanya adalah tepung ketan dan gula.

Dari Kudus, Jawa Tengah, ada wedang pejuh. Dalam bahasa setempat, pejuh adalah sebutan untuk sperma yang dikeluarkan oleh pria ketika ejakulasi.

Nama ‘pejuh’ disematkan karena tampilan wedang ini keruh dan putih. Bahan utamanya merupakan jeruk bali, susu kental manis, dan berbagi rempah. Wedang pejuh biasanya dinikmati hangat. Banyak yang percaya kalau minuman ini berkhasiat untuk kesehatan.

Nama makanan ‘jorok’ lainnya adalah peler bedebu. Namanya memang berarti ‘alat kelamin pria yang berdebu’, tapi sebenarnya berupa panganan manis gurih dan nikmat.

Bahan utama pembuatannya adalah ubi yang ditumbuk lalu dicampur tepung sagu. Adonan ini kemudian diisi gula merah dan dimasak dengan cara dikukus sampai matang. Setelah matang, baru diberi taburan kelapa parut. Konon Peler Bedebu sudah ada sejak tahun 1970an, merupakan makanan khas Kepulauan Seribu, Jakarta.

3. Peli Kipu

4. Wedang Pejuh

5. Peler Bedebu

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi