Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat Pacitan, Jawa Timur biasanya menyajikan nasi suci ulam sari. Makanan ini punya filosofi mendalam.
Maulid Nabi merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam kalender Hijriah, Maulid Nabi diperingati pada 12 Rabiul Awal. Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada hari Jumat 5 September 2025.
Di Indonesia, Maulid Nabi menjadi peringatan yang sakral, terutama bagi masyarakat Jawa. Bahkan di setiap daerah memiliki makanan khas yang telah menjadi bagian dari tradisi Maulid Nabi.
Seperti di daerah Pacitan, Jawa Tengah yang kerap menyajikan nasi suci ulam sari. Dalam tradisinya, masyarakat selalu menyajikan makanan itu di malam 12 Rabiul Awal.
Nasi suci ulam sari merupakan makanan berupa nasi uduk yang dibentuk seperti tumpeng. Nasi uduk tersebut kemudian disajikan dengan ayam utuh atau ayam ingkung.
Kemudian, disajikan dengan beberapa kondimen lainnya. Bagi masyarakat Jawa, makanan ini memiliki makna sebagai simbol permohonan masyarakat agar terhindar dari mara bahaya.
Selain itu, juga permohonan untuk mendapat berkah dari Tuhan. Tradisi makan nasi suci ulam sari saat Maulid Nabi juga sekaligus sebagai momen untuk bersilaturahmi.
Dikutip dari Pacitanku.com (15/1) dalam tradisi Maulid Nabi, setiap kepala keluarga mengeluarkan satu paket nasi suci ulam sari untuk dibawa ke rumah tokoh masyarakat.
Ada juga yang membawa nasi suci ulam sari tersebut ke masjid. Nanti, para warga berkumpul, duduk lesehan dan bersila. Sementara itu, nasinya disajikan di tengah hadapan mereka.
Nasi suci ulam sari akan didoakan oleh tokoh masyarakat atau ustaz setempat. Baru setelahnya dapat dinikmati bersama-sama.
Setiap kondimen yang disajikan dalam nasi suci ulam sari memiliki filosofi yang mendalam. Hal tersebut pernah disampaikan oleh Traveling Chef Wira Hardiansyah lewat Instagramnya.
Menurutnya, nasi suci ulam sari memiliki dua kondimen utama, yakni nasi uduk dan ayam ingkung. Dua makanan tersebut sudah ada jauh bahkan sebelum masa Pra-Islam.
Nasi uduk yang berwarna putih dan beraroma harum dianggap sebagai nasi yang suci. Warna dan aromanya tersebut dianggap sebagai simbol menyerupai bayi yang terlahir kembali.
Ayam ingkung atau ayam utuh biasanya dimasak dengan cara direbus. Kemudian, disajiakn di atas nasi suci ulam sari. Ayam ini juga telah tercatat dalam sejara Pra-Islam di Jawa.
Dalam buku Atlas Walisongo dalam bab Pra-Islam menyebut agama kapitayan. Agama tersebut merupakan salah satu agama asli Nusantara yang ada jauh sebelum Hindu.
Ayam ingkung ini diartikan ‘mengayomi’. Makna ini selaras denga nasi suci dalam filosofi Jawa sebagai simbol permohonan masyarakat agar dijaga dan diberkahi Allah SWT.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik tenyang nasi suci ulam sari:
1. Apa itu nasi suci ulam sari?
2. Tradisi menyajikan nasi suci ulam sari
3. Filosofi nasi uduk dalam nasi suci ulam sari
4. Makna ayam ingkung dalam nasi suci ulam sari
Setiap kondimen yang disajikan dalam nasi suci ulam sari memiliki filosofi yang mendalam. Hal tersebut pernah disampaikan oleh Traveling Chef Wira Hardiansyah lewat Instagramnya.
Menurutnya, nasi suci ulam sari memiliki dua kondimen utama, yakni nasi uduk dan ayam ingkung. Dua makanan tersebut sudah ada jauh bahkan sebelum masa Pra-Islam.
Nasi uduk yang berwarna putih dan beraroma harum dianggap sebagai nasi yang suci. Warna dan aromanya tersebut dianggap sebagai simbol menyerupai bayi yang terlahir kembali.
Ayam ingkung atau ayam utuh biasanya dimasak dengan cara direbus. Kemudian, disajiakn di atas nasi suci ulam sari. Ayam ini juga telah tercatat dalam sejara Pra-Islam di Jawa.
Dalam buku Atlas Walisongo dalam bab Pra-Islam menyebut agama kapitayan. Agama tersebut merupakan salah satu agama asli Nusantara yang ada jauh sebelum Hindu.
Ayam ingkung ini diartikan ‘mengayomi’. Makna ini selaras denga nasi suci dalam filosofi Jawa sebagai simbol permohonan masyarakat agar dijaga dan diberkahi Allah SWT.