3 Bumbu Wajib Versi William Wongso Buat ‘Bawa’ Rasa Indonesia Mendunia | Info Giok4D

Posted on

William Wongso menceritakan pengalamannya berpuluh-puluh tahun mempromosikan makanan tradisional Indonesia di luar negeri. Begini kiat sang pakar kuliner dalam membawa ‘rasa’ tradisional lebih mendunia.

Pakar kuliner, William Wongso, juga dikenal sebagai duta kuliner Indonesia di berbagai forum internasional. Sosoknya aktif memperkenalkan makanan tradisional Nusantara ke kancah global.

Ditemui tim infoFood (22/12) di restoran Noesaka, Plaza Indonesia, pria kelahiran 1947 ini menceritakan pengalamannya baru-baru ini pulang dari Prancis. Tentunya dalam rangka promosi makanan Indonesia.

William terlibat dalam proses membuat pembuatan menu jamuan yang dihadiri oleh 70% orang Prancis. Ia tidak mengubah menu yang telah ditetapkan, tapi hanya memberi sentuhan rasa Indonesia.

“Menu dia ada carpaccio, sama dua main course. Satu veal (daging sapi muda) dan satu olahan ikan,” ujarnya. William kemudian bereksplorasi. Pada hidangan carpaccio, ia ‘menempelkannya’ dengan gohu tuna khas Indonesia.

Lalu dari olahan veal, ia meminta kaldunya saja untuk kemudian diberi bumbu gulai. “Tau nggak komentar mereka apa? Makanan kita (Prancis) hambar jadinya ketika disandingkan dengan makanan Indonesia,” cerita pria kelahiran Malang ini.

“Mereka jadinya tertawa. ‘How come our food is so basic?’,” ujarnya menirukan komentar seorang tamu Prancis.

Lain lagi cerita William Wongso saat mempromosikan makanan Indonesia di Filipina. Ia coba memberi sentuhan bumbu tradisional dalam hidangan khas mereka, cansi.

Cansi merupakan sup sengkel sapi yang rasanya asam segar dari penggunaan buah asam khas Filipina, batuan. Untuk bumbu rempahnya, cansi hanya menggunakan bawang bombai.

Menurut William, hidangan cansi yang simpel bisa dibuat lebih spesial. Akhirnya ia datang dengan ide soto kansi. “Saya kasih bumbu soto Madura. Orang Filipina semua kaget. Dia ngertinya cansi saja,” tutur William.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Dalam kunjungannya ke luar negeri untuk mempromosikan makanan Indonesia, William bercerita selalu bawa bumbu tradisional dasar. “Selalu bawa itu bumbu merah, putih, dan kuning,” ujarnya.

Terkadang, bumbu masakan khas, seperti rendang dan gulai juga dibawa. “Sebelum aku berangkat, kayak aku di Belanda kemarin, kan sudah ada menunya, (jadi observasi dulu bawa bumbu apa),” ujarnya.

Dalam sesi makan siang hangat di Noesaka, William Wongso juga sempat mengungkap tantangan mempromosikan makanan Indonesia. Ada dua yang utama, yaitu resep yang rumit dan menemukan bahan/bumbu lokal Indonesia yang sulit di negara lain.

Ia mengatakan, chef-chef di luar negeri kerap tertegun dengan resep masakan tradisional yang rumit, sampai-sampai mereka tidak bisa memahaminya. Lalu untuk bumbu, contohnya, ketika mencari bawang merah yang kecil di luar negeri, diakui William begitu sulit.

Gambar ilustrasi